Menurut keluarga pasien, anak tersebut mengalami demam tinggi selama 3 hari berturut-turut. Pada hari ke-4, anak tersebut mengalami sakit perut, muntah lendir berwarna cokelat, serta tangan dan kaki dingin, sehingga keluarga tersebut membawanya ke rumah sakit setempat.
Di sana, denyut nadi bayi lemah, anggota tubuhnya dingin, tekanan darahnya turun menjadi 70/50 mmHg, dan ia didiagnosis syok dengue berat pada hari ke-4 dan dirawat secara aktif dengan cairan anti-syok sesuai protokol. Setelah itu, kondisi bayi memburuk, dengan gejala gagal napas, gangguan pembekuan darah, perdarahan gastrointestinal, dan kerusakan hati yang parah, sehingga ia dipindahkan ke Rumah Sakit Anak Kota.
Di Rumah Sakit Anak Kota, pasien didiagnosis dengan syok dengue berat, gangguan pembekuan darah, perdarahan gastrointestinal, kerusakan hati, dan gagal napas berat. Dokter terus memberikan infus dekstran berat molekul tinggi 40 10%, albumin 10%, anti-syok dengan dukungan alat ukur tekanan darah arteri invasif, pengukuran tekanan vena sentral, pengukuran tekanan kandung kemih, dan penggunaan vasopresor secara bersamaan.
Pasien diberikan bantuan pernapasan dengan tekanan jalan napas positif berkelanjutan (CPOT), ventilasi non-invasif, kemudian intubasi dini dan ventilasi mekanis, serta drainase peritoneal. Gangguan koagulasi dan perdarahan gastrointestinal berat ditransfusikan dengan darah, plasma beku segar, kriopresipitat, konsentrat trombosit, vitamin K1, dan terapi penunjang hati. Setelah hampir 2 minggu perawatan, anak tersebut berangsur pulih, ventilatornya dilepas, kesadarannya kembali, dan fungsi hati serta ginjalnya kembali normal.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/cuu-song-be-gai-bi-soc-sot-xuat-huyet-nang-post791701.html










Komentar (0)