Mengatasi kesulitan memulai usaha dan meraih mimpi
Kisah Nguyen Van Chuong yang memulai bisnis dengan 20 ekor musang menjadi titik terang dalam pengembangan ekonomi pedesaan di desa Dai Dong (Nghe An).
Pada tahun 2023, menyadari tingginya permintaan pasar akan musang, Bapak Nguyen Van Chuong (49 tahun, tinggal di Kelurahan Dai Dong, Nghe An ) memutuskan untuk berinvestasi dalam sistem kandang dan membeli 20 ekor hewan ternak sebagai modal awal. Mengetahui bahwa mereka adalah hewan liar, pemeliharaannya memerlukan izin dari pihak berwenang, Bapak Chuong secara proaktif mendaftarkan mereka ke Dinas Perlindungan Hutan Thanh Chuong untuk memastikan bahwa model tersebut sepenuhnya mematuhi peraturan perundang-undangan.

Hari-hari pertama Pak Chuong mendekati satwa liar tidaklah mudah. Luwak sensitif dan mudah stres, sementara perawatan dan teknik pengembangbiakannya membutuhkan ketelitian, sehingga proses awal Pak Chuong cukup berliku. "Kalau kita tidak memahami kebiasaan mereka, suara keras saja bisa membuat luwak panik dan berhenti makan," kenang Pak Chuong.
Meskipun menghadapi kesulitan, Bapak Chuong tidak menyerah dan dengan tekun membaca lebih banyak dokumen teknis serta mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Pusat Penyuluhan Pertanian Nghe An. Bapak Chuong juga dengan cermat mengunjungi para peternak cerpelai yang sukses untuk belajar dan mengumpulkan pengalaman dalam beternak cerpelai.
Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, Bapak Chuong perlahan-lahan mempelajari kebiasaan dan cara merawat cerpelai. Hingga kini, dari 20 peternak cerpelai awal, kawanan cerpelai Bapak Chuong telah berkembang menjadi 110 ekor cerpelai, yang sebagian besar merupakan pengembangbiakkan cerpelai.

Berbicara tentang teknik pengembangbiakan yang paling efektif, Bapak Chuong mengatakan bahwa perhatian harus diberikan sejak tahap pembuatan kandang. Kandang dirancang tertutup, dengan kriteria berikut: pencahayaan yang cukup, suhu stabil, dan ruang yang tenang. Kandang dibagi menjadi beberapa sel terpisah, dengan lebar masing-masing sel lebih dari 1m2, cocok untuk memelihara 1-2 ekor ayam dewasa. Setiap sel juga perlu dirancang dengan wadah pakan dan pipa air tersendiri, serta disusun secara ilmiah dalam dua baris agar mudah dibersihkan dan dirawat.
Menurut Bapak Chuong, sumber makanan cerpelai cukup sederhana, memanfaatkan produk pertanian lokal seperti pisang matang, jagung, ubi jalar, telur ayam, dan ikan kecil... Setiap cerpelai makan rata-rata 250-300 gram per hari. Selain itu, untuk meningkatkan daya tahan tubuh, cerpelai juga diberikan suplemen vitamin dan mineral secara berkala. Berkat penerapan prosedur kebersihan yang ketat, kandang selalu kering, bersih, dan disinfeksi secara berkala, sehingga kawanan cerpelainya hampir tidak pernah terserang wabah penyakit.

Sebagai spesies bernilai ekonomi tinggi, cerpelai betina melahirkan 1-2 anak setiap tahun, dengan 3-5 anak per kelahiran. Setelah sekitar 4 bulan pemeliharaan, berat bayi cerpelai mencapai 0,8-1,2 kg, dan dapat dijual seharga 10-13 juta VND/pasang.
Berkat biaya investasi yang rendah dan sebagian besar bahan pangan yang bersumber dari lokal, model usaha Bapak Chuong menghasilkan keuntungan yang jauh lebih tinggi daripada banyak peternakan tradisional. Di luar biaya benih, pakan, dan perawatan, ia menghasilkan sekitar 400 juta VND per tahun—sebuah pendapatan impian bagi banyak rumah tangga petani di pegunungan.
Harapan terhadap pembangunan berkelanjutan untuk membantu masyarakat keluar dari kemiskinan
Menurut Bapak Chuong, musang sangat sensitif terhadap kebisingan, sehingga kandang harus sangat tenang. Saat musang sedang birahi, perkawinan harus dilakukan pada waktu yang tepat. Setelah kawin, mereka harus segera dipisahkan untuk menghindari saling menggigit. "Musang betina hamil selama sekitar 58-62 hari. Lingkungan setelah melahirkan harus benar-benar tenang. Jika peternak tidak memahami karakter musang ini, akan sangat sulit untuk membesarkan mereka dengan sukses," kata Bapak Chuong.

Saat mengevaluasi model tersebut, Bapak Tuong Dang Hao, Wakil Ketua Komite Rakyat Komune Dai Dong, berkomentar: "Model pembiakan luwak Bapak Chuong merupakan arahan yang efektif dan sesuai dengan kondisi setempat. Model ini tidak hanya membantu keluarganya meningkatkan pendapatan, tetapi juga membuka prospek yang sangat baik bagi banyak rumah tangga lain untuk dijadikan acuan, pembelajaran, dan secara bertahap mengembangkan ekonomi mereka agar dapat keluar dari kemiskinan."
Komune Dai Dong saat ini tengah berupaya mereplikasi model ekonomi yang efektif, menerapkan teknik-teknik baru, dan mengembangkan peternakan khusus. Pemerintah daerah berkomitmen untuk mendampingi dan mendukung masyarakat dalam mengakses modal preferensial, pelatihan teknis, dan kebijakan pendukung untuk pembangunan berkelanjutan.
Sumber: https://tienphong.vn/diem-sang-ve-phat-trien-kinh-te-nong-thon-o-nghe-an-post1798873.tpo










Komentar (0)