Alat musik rakyat masyarakat Brau sangat beragam dan kaya. Dari bahan-bahan yang tersedia di alam seperti kayu, bambu, buluh, dan kulit binatang liar, masyarakat Brau menciptakan alat musik seperti gong Ting ning, kecapi Tơ rưng, Ding pu, drum, dan seruling. Khususnya, Ding pu adalah alat musik yang namanya dikaitkan dengan keindahan alam dan membawa identitas budaya masyarakat Brau yang unik.
Dinh pu adalah alat musik yang namanya dikaitkan dengan alam yang agung dan membawa identitas budaya yang unik dari orang Brau.
Suku Brau menetap di Desa Dak Me, Kecamatan Po Y, Distrik Ngoc Hoi ( Kon Tum ), berasal dari Laos Selatan dan Kamboja Timur Laut. Populasinya hampir 700 orang. Akibat proses migrasi, suku Brau datang ke Vietnam sekitar 100 tahun yang lalu dan merupakan salah satu dari 5 suku terkecil dalam komunitas etnis Vietnam. Desa Brau terletak di lokasi yang istimewa, tempat bertemunya budaya tiga negara: Vietnam - Laos - Kamboja, sehingga mayoritas penduduk Brau dapat menggunakan ketiga bahasa tersebut.
Selain Tha Gong, yang memiliki tempat khusus dalam kehidupan spiritual dan dianggap sebagai benda suci, masyarakat Brau masih melestarikan banyak alat musik tradisional dengan ciri khasnya sendiri, termasuk Dinh Pu.
Pemain Ding Pu akan menggunakan kedua tangannya untuk bertepuk tangan atau satu tangan untuk bertepuk langsung pada tabung untuk menghasilkan suara.
Bapak Thao Muu, Desa Dak Me, Kelurahan Po Y, Kecamatan Ngoc Hoi, mengatakan: Dalam bahasa Brau, "Dinh" berarti tabung dan "Pu" berarti suara yang keluar dari tabung bambu, melodi ketika dua tangan bertepuk. Dinh Pu masyarakat Brau sangat sederhana, terdiri dari dua tabung dengan panjang yang sama, sekitar 1,2 m, yang dipilih dari potongan-potongan bambu yang indah dan ramping dengan ketebalan yang sama.
Dinh pu merupakan alat musik yang dimainkan oleh masyarakat Brau untuk hiburan dan bersantai di berbagai tempat dan waktu seperti: saat membersihkan ladang, pindah rumah, dan khususnya Dinh pu tidak dimainkan pada hari raya masyarakat Brau yang penuh suka cita.
Dinh pu sering digunakan dalam upacara pembukaan lahan masyarakat Brau.
Ibu Nang Phuong, Desa Dak Me, Kecamatan Po Y, Kabupaten Ngoc Hoi menyampaikan: Untuk menyampaikan semua tema lewat lagu-lagu Dinh Pu, setiap lagu harus ada 5 orang, 4 pemain utama akan bertepuk tangan dengan kedua tangannya atau dengan satu tangan menepuk langsung pada tabung untuk menciptakan resonansi pada setiap nada yang dipancarkan, pemain lainnya bertugas menjaga keseimbangan Dinh Pu saat saling bersilangan.
Khususnya, "Dot Pi Munr" (upacara pembukaan ladang) masyarakat Brau selalu dikaitkan dengan pelaksanaan Dinh Pu. Konon, sejak zaman dahulu, dengan tradisi pembukaan ladang, dari Januari hingga Maret di bulan pertama setiap tahun, tetua desa akan memimpin para kepala keluarga di masyarakat Brau ke hutan untuk mencari dan memilih sebidang tanah yang baik guna memohon kepada langit dan bumi agar penduduk desa diizinkan membuka ladang untuk bercocok tanam dan berburu hewan liar.
Kebanyakan wanita Brau tahu cara memainkan alat musik Dinh Pu.
Bapak Thao Dua, tetua desa Dak Me, kelurahan Po Y, kecamatan Ngoc Hoi, mengatakan: Ketika dewan tetua desa telah memilih daerah pegunungan, setiap keluarga akan menyisihkan area kecil untuk menandai lokasi tersebut dan khususnya masyarakat Brau akan memilih pohon bambu yang paling indah dan murni untuk membuat Dinh Pu. Pada malam harinya, setelah para tetua desa menyelesaikan ritual, anak laki-laki dan perempuan akan bersama-sama menghidupkan Dinh Pu. Masyarakat Brau percaya bahwa Dinh Pu dengan nada yang jelas, bernada tinggi dan beresonansi akan menandakan bahwa lokasi yang dipilih oleh desa adalah tanah yang baik dan indah, desa akan diberkati oleh langit dan bumi untuk panen yang melimpah dan suara yang dalam dan tinggi, bersama dengan secangkir anggur, mengungkapkan rasa syukur dan kegembiraan karena penduduk desa telah memilih tanah yang indah.
Ibu Nang Tien, Desa Dak Me, Kecamatan Po Y, Kabupaten Ngoc Hoi mengatakan: Saat mementaskan Dinh Pu pada Upacara Pembukaan Lahan, kelima orang tersebut fokus dalam mementaskannya untuk menghasilkan alunan suara terbaik, sehingga tercipta suasana gembira dan gembira bagi warga desa, serta mendoakan agar panen melimpah.
Saat ini, meskipun masyarakat suku Brau yang bermukim di Desa Dak Me, Kecamatan Po Y, Kabupaten Ngoc Hoi memiliki jumlah kepala keluarga dan jumlah penduduk yang tidak seberapa, mereka sangat bangga dengan tradisi budaya sukunya yang unik dan melebihi siapa pun, generasi muda suku Brau saat ini senantiasa aktif menerima ajaran dari generasi sebelumnya untuk melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya baik yang diwariskan oleh para leluhur, termasuk alat musik Dinh Pu.
Ngoc Chi (Surat Kabar Etnis dan Pembangunan)
[iklan_2]
Sumber: https://baophutho.vn/dinh-pu--nhac-cu-doc-dao-cua-dan-toc-brau-225030.htm
Komentar (0)