Kantor berita Reuters mengutip tiga sumber yang mengatakan bahwa AS akan segera mencapai kesepakatan untuk memasok Kiev dengan rudal jelajah JASSM dengan jangkauan 300 km dan keputusan tersebut akan diumumkan pada bulan November ini.
| Rudal JASSM AS. (Sumber: Getty Images) |
JASSM memiliki kemampuan siluman dan dapat menyerang lebih jauh daripada sebagian besar rudal lain yang saat ini ada di persenjataan Kiev.
Menurut para pejabat AS, penyediaan rudal JASSM dapat secara signifikan mengubah "lanskap strategis konflik", karena sebagian besar wilayah Rusia berada dalam jangkauan senjata berpemandu presisi yang sangat ampuh ini.
Para analis militer mengatakan bahwa penggunaan rudal JASSM dapat mendorong area pangkalan dan depot pasokan Rusia hingga ratusan kilometer jauhnya.
Jika diluncurkan di dekat perbatasan utara Ukraina dan Rusia, rudal-rudal tersebut dapat menyerang target militer sejauh Voronezh dan Bryansk. Di selatan, rudal-rudal tersebut dapat digunakan untuk menyerang lapangan terbang atau fasilitas angkatan laut di semenanjung Krimea.
Namun, saat ini, rudal JASSM hanya terintegrasi pada pesawat buatan AS. Ukraina dapat menggunakan pesawat F-16, yang masing-masing dapat membawa dua rudal jelajah.
Sementara itu, seorang pejabat AS mengatakan ada upaya untuk membuat JASSM berfungsi dengan jet tempur buatan non-AS yang dimiliki Ukraina, tetapi mereka tidak merinci pesawat mana yang mereka maksud.
Sumber-sumber menyebutkan bahwa pemerintahan AS belum membuat keputusan akhir mengenai JASSM, tetapi jika disetujui, Ukraina harus menunggu beberapa bulan hingga Washington "menyelesaikan masalah teknis."
Baik Rusia, AS, maupun Ukraina belum memberikan komentar terkait informasi dari Reuters di atas. Sebelumnya, pada 17 November, Presiden AS Joe Biden untuk pertama kalinya mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh ATACMS milik Washington untuk menyerang wilayah Rusia, menandai perubahan kebijakan penyediaan senjata kepada Kiev hanya 2 bulan sebelum Biden meninggalkan jabatannya.
Langkah tersebut telah memicu respons keras dari Rusia, yang menggunakan rudal balistik jarak menengah Oreshnik barunya untuk menyerang target militer di Dnipro, Ukraina, pada 21 November, sebagai tanggapan atas serangan ATACMS pertama Kiev.
Dalam perkembangan terkait, pada 24 November, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengumumkan bahwa negara tersebut dapat mentransfer teknologi nuklir ke negara-negara yang memusuhi AS, dalam konteks media Barat yang mengusulkan untuk memberikan senjata nuklir kepada Ukraina.
"Media Barat gencar mengusulkan agar Amerika Serikat menyediakan senjata nuklir kepada Ukraina. Sebuah ide bagus, terutama dalam konteks doktrin baru Rusia tentang pencegahan nuklir. Kita masih harus memikirkan siapa musuh potensial Amerika, negara-negara mana yang dapat kita berikan teknologi nuklir kita," katanya.
Sumber: https://baoquocte.vn/don-doan-my-co-the-chuyen-cho-ukraine-thu-vu-khi-cuc-manh-nga-nhac-nho-bang-hoc-thuyet-hat-nhan-san-sang-choi-chieu-hiem-295008.html






Komentar (0)