Meskipun Ukraina ingin segera bergabung dengan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO), negara-negara anggota aliansi militer ini masih memiliki pandangan yang berbeda.
Kapan Ukraina akan bergabung dengan NATO masih menjadi pertanyaan terbuka. (Sumber: Youtube) |
Pada tanggal 1 Juni, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan bahwa NATO terbuka terhadap anggota baru, tetapi aliansi tersebut tidak dapat menerima negara yang sedang berkonflik.
Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan: “Mengingat situasi saat ini, masalahnya bukan pada pembentukan keanggotaan... Kita semua harus fokus pada bagaimana kita, sebagai individu, masih dapat mendukung Ukraina.”
Menjawab pertanyaan tentang jaminan keamanan apa yang mungkin diberikan kepada Ukraina, Scholz menekankan bahwa proses pemberian jaminan keamanan “membutuhkan waktu” dan menekankan bahwa “jaminan” yang diberikan kepada Kiev terkait keamanan di masa depan “harus seefektif mungkin.”
Menurutnya, jaminan keamanan harus diberikan sedemikian rupa sehingga "memberikan keamanan yang diperlukan bagi Kiev dari ancaman serangan, sekaligus menstabilkan Ukraina... dan tentu saja harus dilaksanakan dengan serius".
Namun, pemimpin Jerman itu mencatat bahwa jaminan keamanan Barat di masa depan untuk Ukraina harus berbeda dari keanggotaan NATO di Eropa.
Juga pada tanggal 1 Juni, pada Konferensi Menteri Luar Negeri NATO yang informal di Oslo (Norwegia), Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto mengatakan bahwa Budapest menganggap pelatihan tentara Ukraina di bawah naungan aliansi militer tidak dapat diterima karena aliansi tersebut harus menghindari konfrontasi langsung dengan Rusia.
Mengenai apakah isu penerimaan Ukraina harus dimasukkan dalam agenda KTT NATO yang berlangsung di Vilnius (Lithuania) pada bulan Juli, Tn. Szijjarto mengatakan bahwa masuknya suatu negara yang berkonflik ke dalam aliansi tersebut tidak dapat muncul dalam agenda KTT tersebut.
Namun, pada konferensi tersebut, banyak negara masih mendesak NATO untuk memberikan peta jalan yang jelas bagi penerimaan Ukraina, seperti Estonia, Prancis, dan Spanyol.
NATO sejauh ini belum menyetujui permintaan Ukraina untuk segera bergabung dengan aliansi militer tersebut karena beberapa negara anggota waspada terhadap langkah-langkah yang mereka khawatirkan dapat membawa blok tersebut lebih dekat ke konflik dengan Rusia.
Ukraina diperkirakan akan mengirimkan "pesan yang jelas" pada pertemuan puncak NATO bulan Juli bahwa Kiev akan bergabung dengan aliansi militer setelah konflik dengan Rusia berakhir.
Ukraina telah mengakui tidak akan bergabung dengan NATO selama terjadi konflik di wilayahnya, tetapi menginginkan aliansi militer tersebut melampaui janjinya pada tahun 2008 untuk mengakui Kiev pada titik tertentu.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)