Pekerja asing yang bekerja di Jerman - Foto: ASP
Pada tanggal 27 September, di Sekolah Tinggi Teknologi II (HCMC), rangkaian kegiatan "Bus Orientasi Karier Jerman" 2025 berlanjut ke HCMC, yang menarik banyak mahasiswa, orang tua, dan guru.
Memperluas kesempatan untuk belajar dan bekerja di Jerman
"German Career Coach" adalah sebuah inisiatif yang digagas oleh Kedutaan Besar Jerman di Hanoi dan Konsulat Jenderal Jerman di Kota Ho Chi Minh, bekerja sama dengan Kerja Sama Pembangunan Jerman (GIZ), Layanan Pertukaran Akademik Jerman (DAAD), Goethe-Institut, Kamar Dagang dan Industri Jerman di Vietnam (AHK), dan banyak perusahaan Jerman.
Program ini akan dilaksanakan mulai April 2025 dan akan mencakup hampir 20 provinsi dan kota di seluruh Vietnam.
Dalam perjalanan, "bus" menawarkan serangkaian kegiatan yang kaya: konsultasi langsung tentang studi universitas di luar negeri, program pelatihan kejuruan (Ausbildung), visa dan pekerjaan di Jerman; lokakarya penulisan CV dan wawancara; pameran sekolah kejuruan, universitas, dan bisnis Jerman; area pengalaman budaya, kuliner , dan teknologi realitas virtual.
Model ini dirancang sebagai bursa karier mini, tempat siswa dan orang tua dapat belajar secara komprehensif tentang studi dan jalur karier di Jerman.
Para siswa belajar tentang peluang belajar dan bekerja di Jerman di acara tersebut - Foto: TRONG NHAN
Menurut penyelenggara, rangkaian acara tahun ini berlangsung dalam konteks Jerman yang baru saja mengeluarkan dan menerapkan banyak kebijakan imigrasi dan pendidikan baru, yang bertujuan untuk menarik pekerja terampil dari luar negeri.
Khususnya, Reformasi Imigrasi Terampil mengizinkan pelajar dan pekerja magang internasional untuk bekerja hingga 20 jam per minggu, menggantikan batasan ketat sebelumnya.
Usia maksimum untuk mengajukan visa guna mencari tempat pelatihan kejuruan ditingkatkan dari 25 menjadi 35 tahun, dan masa tinggal ditingkatkan dari 6 menjadi 9 bulan.
Orang-orang dengan pengalaman praktis tetapi tanpa kualifikasi formal juga dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan izin bekerja di Jerman di sektor yang tidak diatur.
Mekanisme "kemitraan pengakuan" (bekerja di Jerman dan menyelesaikan pengakuan gelar di tempat) memungkinkan kandidat untuk bekerja dan menyelesaikan prosedur pengakuan gelar setelah tiba di Jerman.
Selain itu, mulai awal tahun 2025, Jerman akan menerapkan portal layanan konsuler daring, yang memungkinkan pengajuan visa nasional secara daring, membantu mempersingkat waktu pemrosesan dan mengurangi beban prosedural.
Hargai pekerja Vietnam
Acara ini menarik ribuan siswa di daerah Thu Duc untuk hadir - Foto: TRONG NHAN
Menurut statistik terbaru, jumlah kontrak pelatihan kejuruan dengan orang asing di Jerman telah meningkat sekitar 17% pada tahun 2024, termasuk banyak warga negara Vietnam.
Prioritas diberikan kepada bidang kedokteran, keperawatan, teknik, teknologi, dan energi hijau, dengan gaji magang berkisar antara 1.000-1.500 euro/bulan. Setelah lulus, pekerja dapat memperoleh penghasilan antara 2.800-3.300 euro/bulan, tergantung pada industri dan lokasi.
Pemerintah Jerman juga meningkatkan pendanaan untuk integrasi dan kursus bahasa Jerman untuk membantu warga asing cepat beradaptasi dengan lingkungan hidup dan kerja.
Bapak Ralf Hill - Kepala Program Inovasi Pendidikan Kejuruan di Vietnam, GIZ Vietnam - mengatakan bahwa Vietnam memiliki keuntungan besar karena banyak sekolah kejuruan telah menerapkan standar pelatihan Jerman, membuka jalur yang lebih jelas bagi siswa yang ingin belajar di Jerman dan mengembangkan karier mereka.
Ia menyampaikan bahwa bisnis Jerman semakin menghargai sumber daya manusia dari Vietnam, tidak hanya karena keterampilan profesional mereka yang solid tetapi juga karena ketekunan, kemampuan beradaptasi yang cepat, dan sikap progresif mereka di tempat kerja.
Sementara itu, Associate Professor Dr. Bui Van Hung - Kepala Sekolah Tinggi Industri II - menilai bahwa hubungan langsung dengan lembaga pendidikan dan perusahaan Jerman membantu universitas dan perguruan tinggi mengakses model pelatihan modern, sehingga meningkatkan kualitas pengajaran dan memperbarui program sesuai dengan standar internasional.
Menurutnya, kerja sama dengan Jerman berarti menciptakan "jembatan" yang lebih jelas bagi mahasiswa Vietnam: mereka bisa belajar di negara tersebut dengan program standar dan memiliki kesempatan untuk melanjutkan studi di luar negeri atau melakukan magang di Jerman.
Ia mencatat bahwa hambatan terbesar bagi mahasiswa Vietnam yang ingin belajar dan bekerja di Jerman adalah bahasa, karena Bahasa Jerman adalah bahasa yang sulit. Oleh karena itu, jika siswa memiliki rencana, mereka perlu tekun berlatih bahasa asing sejak dini, terutama keterampilan komunikasi, agar dapat memanfaatkan peluang dengan percaya diri.
Sumber: https://tuoitre.vn/duc-trai-tham-don-sinh-vien-viet-nam-sang-hoc-tap-lam-viec-2025092714423183.htm
Komentar (0)