(Dan Tri) - Menurut Kementerian Konstruksi , pada kuartal ketiga, harga real estat di Hanoi, Kota Ho Chi Minh dan beberapa daerah lainnya masih cenderung meningkat karena banyak faktor.
Berdasarkan informasi pasar perumahan dan real estat pada kuartal ketiga dari Kementerian Konstruksi, harga real estat di beberapa daerah masih cenderung meningkat, terutama di Hanoi , Kota Ho Chi Minh, dan kota-kota besar lainnya. Fenomena kenaikan harga real estat ini bersifat lokal, terjadi di beberapa wilayah, jenis, dan segmen, sehingga berdampak pada kenaikan harga secara umum.
Kementerian ini menganalisis dan mengidentifikasi berbagai faktor yang menyebabkan kenaikan harga properti residensial, dengan beberapa penyebab mendasar:
Pertama, kenaikan harga properti sebagian disebabkan oleh fluktuasi biaya lahan baru-baru ini serta dampak penerapan metode perhitungan dan tabel harga lahan baru. Khususnya, di beberapa daerah dan wilayah, terdapat fenomena lelang hak guna lahan dengan harga penawaran yang jauh lebih tinggi daripada harga awal.
Pengelolaan dan pelaksanaan lelang hak guna lahan di beberapa daerah dan wilayah kurang baik, sehingga banyak investor yang membentuk asosiasi dan kelompok untuk berpartisipasi dalam lelang. Mereka membayar harga tanah berkali-kali lipat dari harga awal dan dapat "meninggalkan deposit" setelah memenangkan lelang tanah dengan tujuan menetapkan harga virtual di daerah tersebut demi keuntungan.
Lelang hak guna lahan dengan harga pemenang berkali-kali lipat lebih tinggi dari harga awal akan berdampak pada peningkatan harga tanah, harga properti, dan harga perumahan di wilayah sekitarnya. Di saat yang sama, hal ini akan meningkatkan biaya pelaksanaan proyek perumahan, yang akan menyulitkan pelaku usaha, mengurangi pasokan di pasar, dan berdampak negatif pada pasar properti.
Kedua, penyebab kenaikan harga properti juga disebabkan oleh fenomena "penciptaan harga virtual" dan "peningkatan harga" yang dilakukan oleh para spekulan dan oknum pialang properti, yang memanfaatkan minimnya pengetahuan masyarakat dan melakukan investasi berdasarkan psikologi massa untuk meraup untung.
Kementerian Konstruksi menetapkan bahwa individu-individu ini adalah broker lepas, tidak memiliki sertifikat pialang real estat, lemah dalam keahlian, memiliki pengetahuan hukum terbatas, tidak profesional, dan memiliki etika bisnis yang buruk, yang mengarah pada praktik bisnis oportunistik, berkolusi untuk menaikkan harga, menggelembungkan harga dibandingkan dengan nilai sebenarnya, memanipulasi pasar, menyebabkan kerugian bagi pelanggan, dan mengurangi transparansi pasar real estat.
Ketiga, penyebab kenaikan harga properti adalah kurangnya pasokan dan ketersediaan perumahan untuk memenuhi kebutuhan mayoritas masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah di wilayah perkotaan, terutama Hanoi dan Kota Ho Chi Minh. Kurangnya pasokan ini disebabkan oleh kesulitan dan hambatan yang dihadapi pelaku bisnis properti dalam proses hukum, terutama dalam menentukan harga tanah, menghitung biaya penggunaan lahan, pembebasan lahan, dan alokasi lahan.
Sebuah gedung apartemen di Hanoi (Foto: Tran Khang).
Selain itu, banyak bisnis mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman kredit dan modal dari penerbitan obligasi korporasi. Selain itu, banyak proyek yang telah atau sedang dibangun terpaksa ditangguhkan sementara, ditunda, atau progres konstruksinya diperlambat.
Meskipun Undang-Undang Pertanahan 2024, Undang-Undang Perumahan 2023, dan Undang-Undang Usaha Properti 2023 telah diundangkan dan berlaku, kesulitan kelembagaan dan hukum bagi pelaku usaha pada dasarnya telah teratasi, dan pasokan properti telah menunjukkan peningkatan. Namun, masih terdapat beberapa keterbatasan karena mekanisme, kebijakan, dan undang-undang yang baru diundangkan membutuhkan waktu untuk diimplementasikan dan dipraktikkan secara efektif.
Keempat, fluktuasi ekonomi terkini terkait pasar saham, obligasi, emas, dan lain-lain telah memengaruhi psikologi masyarakat dan investor, sehingga terjadi tren peralihan arus kas ke investasi di bidang perumahan dan tanah sebagai "tempat berlindung" yang aman bagi akumulasi uang dan modal investasi.
Menghadapi sejumlah alasan yang menyebabkan harga real estat meningkat akhir-akhir ini, Kementerian Konstruksi mengarahkan dan meminta instansi dan unit terkait untuk meninjau kembali penyelenggaraan lelang hak guna tanah untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum, publisitas, dan transparansi.
Selain itu, aparat segera mendeteksi dan menindak tegas pelanggaran ketentuan perundang-undangan dalam lelang hak guna tanah, sehingga tidak terjadi tindakan yang memanfaatkan lelang hak guna tanah untuk keuntungan pribadi dan mengganggu pasar.
Kementerian juga mengusulkan untuk melakukan pemeriksaan dan peninjauan terhadap kegiatan usaha properti yang dilakukan oleh badan usaha, investor, pelaku usaha properti, dan pedagang properti di wilayah setempat; melakukan pengawasan terhadap pembelian dan penjualan kembali properti yang telah berkali-kali berpindah tangan, khususnya pada kawasan, proyek, dan rumah susun yang mengalami kenaikan harga yang tidak wajar; melakukan pemeriksaan, pengujian, dan tindakan untuk memperbaiki terjadinya inflasi harga, manipulasi harga, dan spekulasi harga; serta melakukan penanganan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan, peraturan perundang-undangan di bidang properti, dan peraturan perundang-undangan terkait (apabila ada).
Selain itu, instansi yang berwenang perlu memiliki langkah-langkah untuk mengendalikan kenaikan harga properti guna memastikan kesesuaian dengan kondisi sebenarnya dan menghindari dampak negatif.
[iklan_2]
Sumber: https://dantri.com.vn/bat-dong-san/gia-bat-dong-san-tang-vut-bo-xay-dung-diem-mat-4-ly-do-chinh-20241030171222774.htm
Komentar (0)