Pada sesi perdagangan tanggal 9 Oktober, harga minyak Brent naik 0,8% menjadi 65,98 USD/barel, sementara minyak WTI AS naik hampir 0,9% menjadi 62,27 USD/barel.
Sebelumnya, kedua jenis minyak utama hampir datar, karena investor mempertimbangkan risiko kelebihan pasokan global dan keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi yang lebih rendah dari perkiraan.

Menurut sumber Reuters, OPEC+ termasuk Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia sepakat untuk meningkatkan produksi hanya sebesar 137.000 barel/hari pada bulan November, lebih rendah dari ekspektasi awal.
Keputusan “pengetatan ringan” ini dianggap membantu harga minyak mendapatkan momentum lebih lanjut, meskipun tidak cukup kuat untuk menciptakan pemulihan yang jelas.
Meskipun OPEC+ mengekang pertumbuhan produksi, kekhawatiran tentang kelebihan pasokan tetap ada. Persediaan minyak global dapat meningkat sebesar 1,5 juta barel per hari pada kuartal keempat tahun 2025, dan surplusnya dapat mencapai 2 juta barel per hari antara kuartal keempat tahun 2025 dan kuartal keempat tahun 2026, menurut Goldman Sachs.
Namun, bank tersebut masih memperkirakan bahwa harga minyak dapat pulih jika produksi minyak Rusia menurun lebih tajam dari yang diharapkan, terutama ketika negara itu menderita kerusakan parah akibat serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap kilang minyak.
Selain itu, investor juga menunggu laporan persediaan minyak mentah AS dari Badan Informasi Energi (EIA).
Data awal dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS naik sebesar 2,78 juta barel dalam minggu yang berakhir pada tanggal 3 Oktober, sementara persediaan bensin dan sulingan turun, mencerminkan tren konsumsi energi yang tetap stabil pada tingkat tinggi.
Kantor berita Interfax mengutip Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak yang mengatakan bahwa Rusia secara bertahap meningkatkan produksi minyak dan mendekati kuota yang dijanjikan dalam OPEC+.
Namun, industri energi Rusia masih menghadapi banyak kesulitan akibat serangan berkelanjutan terhadap infrastruktur minyak dan gas, yang memengaruhi kapasitas produksi dan ekspor.
Harga minyak mentah sedang berada dalam situasi tarik-menarik karena pasokan meningkat lebih lambat dari perkiraan, tetapi persediaan tetap tinggi. Para ahli mengatakan bahwa jika permintaan pulih lebih kuat di akhir tahun dan Rusia mengalami gangguan produksi lebih lanjut, harga minyak dapat pulih, memberikan momentum baru bagi pasar energi global.
Sumber: https://baonghean.vn/gia-dau-tho-hom-nay-9-10-2025-tang-nhe-nho-opec-han-che-tang-san-luong-10307884.html
Komentar (0)