Tantangan umum kota-kota besar
Kota Ho Chi Minh menghadapi masalah pembangunan yang serupa dengan kota-kota megapolitan seperti Berlin dan London, di mana harga perumahan telah melonjak jauh melampaui daya beli kebanyakan orang, yang mengakibatkan konsekuensi sosial dan infrastruktur yang serius. Hal ini diperingatkan oleh para ahli dalam lokakarya "Model Koordinasi - Pengembangan Terpadu dan Mekanisme Operasional untuk Kota Ho Chi Minh Baru" yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian Sosial Ekonomi (RISE) pada 28 Oktober.
Menurut Dr. Soeren Keil dari Universitas Passau (Jerman), Berlin, pusat ekonomi Jerman, sedang berjuang menghadapi situasi di mana orang-orang tidak dapat menyewa atau membeli rumah karena harga yang tinggi. Berlin yang dulunya dianggap "layak huni", kini menjadi salah satu kota dengan pertumbuhan tercepat di Eropa dalam hal sewa.

Situasi serupa terjadi di London (Inggris), yang dianggap sebagai pusat keuangan global. Harga properti melonjak karena menarik orang-orang super kaya internasional untuk membeli rumah sebagai aset kedua dan ketiga. "Banyak rumah yang tidak lagi disewakan dan kosong, tetapi kelas menengah tidak mampu menyewa atau membeli rumah di pusat kota," kata Dr. Keil.
Lonjakan harga rumah dan tekanan infrastruktur
Melonjaknya harga rumah di Berlin dan London telah memaksa orang-orang pindah ke pinggiran kota. Namun, hal ini menciptakan lingkaran setan: seiring perpindahan orang, harga rumah di daerah tersebut terus naik. Akibatnya, perjalanan pulang pergi menjadi lebih lama, memberikan tekanan yang sangat besar pada sistem transportasi umum, dan memaksa pemerintah untuk berinvestasi besar-besaran dalam pembangunan dan perluasan jaringan kereta api perkotaan.
Situasi terkini di Kota Ho Chi Minh
Kenaikan harga rumah juga menjadi tantangan besar yang dihadapi Kota Ho Chi Minh. Menurut riset pasar pada kuartal kedua, harga apartemen primer di Kota Ho Chi Minh berkisar antara VND80-120 juta/m², naik 10-30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kesenjangan antara harga rumah dan pendapatan masyarakat semakin melebar, menimbulkan masalah perumahan yang mendesak bagi sebagian besar pekerja.

Para ahli berpendapat bahwa setelah penggabungan dan perluasan, Kota Ho Chi Minh harus mengatasi masalah keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan adaptasi infrastruktur, serupa dengan yang dialami Berlin dan London. Tantangan kota ini juga terletak pada ketimpangan regional, di mana beberapa daerah berkembang pesat sementara yang lain tertinggal dalam hal kesejahteraan dan infrastruktur.
Solusi strategis yang diusulkan
Untuk mengatasi tantangan di atas, banyak solusi strategis telah diusulkan oleh para ahli dan manajer, dengan fokus pada perencanaan jangka panjang dan reformasi mekanisme keuangan.
Pengembangan Perkotaan Berorientasi Transit (TOD)
Dr. Nguyen Thanh Phong, Ketua Dewan Ilmiah RISE dan mantan Ketua Komite Rakyat Kota Ho Chi Minh, mengatakan bahwa strategi pengembangan spasial kota perlu berfokus pada model TOD. Model ini akan membentuk 10-15 simpul perkotaan yang kompak di sepanjang koridor transportasi umum utama, membantu menghubungkan infrastruktur dan ruang hidup secara efektif, sehingga mengurangi tekanan pada kawasan pusat. Secara khusus, beliau menekankan perlunya mengalokasikan setidaknya 20% lahan di kawasan perkotaan baru untuk pembangunan perumahan sosial.

Reformasi mekanisme koordinasi dan keuangan perkotaan
Bapak Do Thien Anh Tuan, dosen di Fulbright School of Public Policy and Management, mengusulkan pembentukan Badan Koordinasi Pembangunan Perkotaan (MDA) di bawah Komite Rakyat Kota Ho Chi Minh. Badan ini akan bertanggung jawab untuk mengintegrasikan perencanaan, mengoordinasikan investasi, dan mempromosikan kemitraan publik-swasta.
Bersamaan dengan itu, Dana Infrastruktur Kota Ho Chi Minh (HIF) dibentuk, yang akan bertindak sebagai bank pembangunan perkotaan. Dana ini akan memobilisasi dan mengoordinasikan sumber modal dari anggaran, ODA, obligasi, dan sektor swasta untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur penting antarwilayah seperti transportasi, logistik, dan perumahan sosial. Model ini diharapkan dapat menciptakan sumber daya keuangan berkelanjutan bagi pembangunan kota jangka panjang.
Sumber: https://baolamdong.vn/gia-nha-tphcm-bai-hoc-tu-berlin-london-va-cac-giai-phap-398428.html






Komentar (0)