
Dalam kekayaan budaya masyarakat Dao Merah, upacara pernikahan memegang posisi yang sangat penting bagi keluarga dan klan. Upacara ini merupakan upacara sakral yang mencerminkan moralitas "mengingat sumber air minum", semangat kerukunan masyarakat, dan penghormatan terhadap nilai-nilai keluarga.
Pernikahan adat merupakan ajang untuk menciptakan kembali adat istiadat serta ritual adat yang telah dilestarikan turun-temurun dan juga menjadi wadah untuk mendidik anak tentang sejarah dan etika manusia.

Salah satu hal yang menonjolkan identitas masyarakat Dao Merah adalah gaun pengantin sang pengantin. Di hari istimewanya, sang pengantin wanita tampil memukau dengan kostum tradisional yang terdiri dari selendang, tudung kepala dengan rumbai warna-warni, dan motif brokat yang elegan.

Topi dan gaun pengantin merupakan karya seni yang memadukan teknik sulaman tangan yang canggih dan kreasi pola brokat secara harmonis dengan makna simbolis yang mendalam. Merah melambangkan fajar, hasrat akan kebahagiaan, dan vitalitas yang kuat; hijau mengingatkan kita pada pegunungan dan hutan tempat orang-orang hidup dan bertahan hidup; putih melambangkan kesucian dan kesetiaan sang gadis. Perhiasan perak yang melekat pada gaun pengantin memiliki nilai estetika sekaligus merupakan jimat untuk mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan menurut kepercayaan masyarakat.

Kostum pernikahan perempuan Dao Merah mencerminkan selera estetika mereka yang halus, tangan terampil, dan kreativitas yang kaya. Setiap jahitan dan jarum menunjukkan kecintaan mereka pada pekerjaan dan menyampaikan harapan mereka untuk kehidupan yang bahagia dan memuaskan.

Selain kostum pernikahan, kostum tradisional wanita Dao Merah juga disulam dengan tangan secara teliti dengan pola-pola yang indah dan mewah. Mereka sering mengenakan ao dai berwarna nila dengan sulaman merah, biru, dan kuning di bagian leher, ikat pinggang, lengan, dan ujung bawah; serta kerudung merah dengan rumbai-rumbai halus.

Kostum tidak hanya memiliki keindahan artistik tetapi juga melambangkan status, usia, dan identitas budaya wanita di masyarakat.

Melestarikan upacara pernikahan, mengajarkan teknik sulaman brokat, dan menjahit kostum tradisional tidak hanya berkontribusi dalam melestarikan kerajinan tangan tetapi juga membantu masyarakat Dao Merah menegaskan identitas budaya mereka dalam kehidupan saat ini.

Pemerintah daerah sedang melaksanakan program-program untuk melestarikan budaya rakyat, memulihkan tarian, menghidupkan kembali tenun brokat, dan membuka kelas kerajinan tangan. Kegiatan-kegiatan ini berkontribusi dalam mempromosikan identitas budaya masyarakat Dao Merah, membuka arah bagi pengembangan pariwisata komunitas, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
VU LINH
NGOC LIEN
Sumber: https://baolaocai.vn/giu-gin-ban-sac-van-hoa-nguoi-dao-do-o-tan-linh-post884800.html
Komentar (0)