Komite Tetap Majelis Nasional baru saja mengeluarkan resolusi yang mengatur penataan unit administratif pada tahun 2025, yang berlaku mulai 15 April. Setelah 6 bulan, rezim, kebijakan, dan tunjangan jabatan akan diterapkan sesuai dengan peraturan baru.
Komite Rakyat Daerah dan instansi terkait bertugas melaksanakan kebijakan dan tata tertib di bidang kader, pegawai negeri sipil, pegawai negeri sipil, dan pekerja dalam proses penataan unit administratif dan pengorganisasian aparatur.
Warga negara, kader, pegawai negeri sipil, pegawai negeri, pekerja, dan penerima gaji di lingkungan angkatan bersenjata pada unit administratif pasca penggabungan, tetap memperoleh perlakuan dan kebijakan khusus menurut wilayah, daerah, atau unit administratif sebagaimana sebelum adanya pengaturan ini, sampai dengan ditetapkannya peraturan perundang-undangan baru oleh instansi yang berwenang.
Rezim dan kebijakan pusat dan daerah yang berlaku saat ini juga akan tetap mempertahankan cakupan, penerima manfaat, dan isinya hingga disesuaikan. Jika terjadi perubahan nama unit administratif, nama baru akan digunakan untuk menerapkan rezim dan kebijakan tertentu.
Resolusi ini juga mewajibkan pemerintah daerah di lokasi kantor pusat baru untuk menyediakan perumahan dan transportasi resmi bagi pejabat, pegawai negeri sipil, pegawai negeri, dan pekerja dari unit pelaksana pengaturan tersebut. Sementara itu, pemerintah provinsi bertanggung jawab untuk mendukung pemerintah daerah di tingkat komune setelah pengaturan tersebut guna menyeimbangkan anggaran investasi untuk renovasi kantor pusat.
Membolehkan jumlah deputi melebihi ketentuan selama masa transisi.
Resolusi tersebut menetapkan bahwa jumlah kader, pegawai negeri sipil, dan pegawai negeri sipil pada unit administratif tingkat kecamatan setelah penataan ulang tidak boleh melebihi jumlah keseluruhan yang ada sebelum penataan ulang, tidak termasuk kader, pegawai negeri sipil, dan pegawai negeri sipil tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang dimutasi.
Perlu dicatat, pada saat reorganisasi, jumlah wakil ketua Dewan Rakyat, wakil ketua Komite Rakyat, dan wakil kepala badan serta unit terkait dapat melebihi jumlah yang ditentukan. Namun, paling lambat 5 tahun setelah resolusi Majelis Nasional atau Komite Tetap Majelis Nasional tentang reorganisasi unit administratif berlaku, jumlah dan susunan pimpinan, manajer, kader, pegawai negeri sipil, dan pegawai negeri sipil harus sesuai dengan ketentuan.
Komite Rakyat provinsi bertanggung jawab untuk mengatur dan menugaskan kader, pegawai negeri sipil, pegawai negeri, dan pekerja, serta memastikan persyaratan penyederhanaan penggajian yang terkait dengan restrukturisasi dan peningkatan kualitas tim, sesuai dengan kondisi setempat. Pengaturan kader, pegawai negeri sipil, dan pegawai negeri sipil di instansi pusat yang berada di daerah, organisasi politik , dan Front Tanah Air juga harus memenuhi persyaratan serupa. Jumlah total kader, pegawai negeri sipil, dan pegawai negeri sipil di unit administrasi provinsi setelah pengaturan tidak boleh melebihi jumlah total yang tersedia sebelumnya.
Anggaran untuk pelaksanaan penataan unit administratif dijamin oleh anggaran daerah. Provinsi dan kotamadya yang dikelola pusat diperbolehkan menggunakan dana rutin dari APBN yang dialokasikan selama periode stabilisasi anggaran untuk membiayai tugas-tugas terkait penataan aparatur. Anggaran pusat memberikan dukungan satu kali kepada provinsi dan kotamadya yang menerima tambahan saldo anggaran sebesar 100 miliar VND untuk setiap unit administratif tingkat provinsi yang direduksi dan 500 juta VND untuk setiap unit administratif tingkat kecamatan yang direduksi.
TH (menurut VnExpress)[iklan_2]
Sumber: https://baohaiduong.vn/giu-nguyen-luong-phu-cap-cong-chuc-6-thang-sau-sap-nhap-409458.html
Komentar (0)