Cacing tanah merupakan makhluk yang cukup familiar, terutama di daerah pedesaan. Rata-rata, cacing tanah memiliki panjang 10-35 cm. Cacing tanah berperan penting dalam pertanian karena dapat menggemburkan tanah dan meningkatkan kesuburannya. Selain itu, cacing tanah juga merupakan makanan ternak dan unggas. Meskipun merupakan invertebrata, mereka tetap dapat bergerak di bawah tanah. Jadi, bagaimana cacing tanah bergerak?
Cacing tanah merupakan hewan invertebrata tetapi mereka masih dapat bergerak dengan mudah.
Cacing siap merangkak
Cacing tanah memiliki struktur tubuh tabung di dalam tabung, tersegmentasi di bagian luar dengan segmen dalam yang bersesuaian, dan biasanya memiliki setae pada semua segmen.
Pertama, cacing tanah harus memanjangkan bagian depan tubuhnya menggunakan otot-ototnya. Saat bagian depan memanjang, struktur seperti bulu (disebut seta) akan menonjol dari bagian depan cacing dan menambatkan diri di dalam tanah. Seta kini berfungsi sebagai jangkar bagi cacing tanah untuk menarik bagian belakangnya ke depan.
Mengecilkan untuk menggembungkan kepala, mengecilkan ekor
Ketika bagian belakang tubuhnya bergerak maju, cacing tanah menarik kembali seta di bagian depan, dan memasukkan seta dari bagian belakangnya ke dalam tanah. Seta dari bagian belakang ini berfungsi sebagai jangkar bagi cacing tanah untuk mendorong bagian belakangnya ke depan. Proses ini berulang untuk membantu cacing tanah bergerak. Dapat dilihat bahwa cacing tanah bergerak di dalam tanah berkat elastisitas tubuhnya, yang menggabungkan cincin sutra dan seluruh tubuhnya.
Ciri-ciri cacing tanah
Cacing tanah memakan bahan organik termasuk tumbuhan, protozoa, larva, rotifera, nematoda, bakteri, jamur, dan mikroorganisme lainnya. Cacing tanah memiliki ciri-ciri eksternal berikut: tubuh simetris bilateral, dengan rongga tubuh formal. Tubuhnya panjang, dengan banyak segmen, otot yang berkembang untuk elastisitas, kepala memiliki mulut, dan ekor memiliki anus.
Cacing tanah dapat saling memakan.
Di kepala, terdapat cincin sutra di sekitar setiap segmennya, yang digunakan untuk menekan tanah saat merayap (cacing tanah tidak memiliki kaki). Tubuh cacing ini memiliki lendir, lapisan kulit tipis yang selalu lembap untuk pertukaran gas melalui kulit dan mengurangi gesekan saat merayap di dalam tanah. Saat mencari makanan, jika tanah kering dan keras, cacing ini mengeluarkan lendir untuk melunakkan tanah dan kemudian menelan tanah tersebut ke dalam mulut. Mata cacing mengecil, beradaptasi dengan kehidupan merayap di dalam tanah.
Cacing bersifat hermafrodit. Setiap cacing memiliki organ reproduksi jantan (testis) dan betina (ovarium). Saat bereproduksi, dua cacing saling menyentuhkan kepala dan bertukar sperma. Setelah kedua tubuh terpisah selama 2-3 hari, korset genital terlepas dan meluncur ke depan, sambil mengambil telur dan sperma. Ketika terlepas dari tubuh, korset tersebut terikat di kedua ujungnya membentuk kepompong. Di dalam kepompong, setelah beberapa minggu, telur menetas menjadi cacing muda.
Dampak cacing tanah terhadap tanah dan tanaman
Cacing tanah dianggap sebagai "pekerja" yang membantu menggemburkan tanah, sehingga tanah dapat menahan air dengan lebih baik. Di saat yang sama, berkat cacing tanah, ruang di dalam tanah memungkinkan akar tanaman terpapar lebih banyak oksigen. Kotoran cacing tanah merupakan pupuk alami yang sangat baik untuk tanaman. Kotoran cacing tanah dapat membantu tanaman terhindar dari beberapa serangga berbahaya.
Tuyet Anh (Sumber: Sintesis)
Berguna
Emosi
Kreatif
Unik
Kemarahan
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)