Pada seminar "Mempraktikkan Pelaporan Pembangunan Berkelanjutan di Sektor Perbankan dengan Solusi AI" pada 21 Mei, Deputi Gubernur Bank Sentral Vietnam, Pham Thanh Ha, mengatakan bahwa pada tahun 2024, terdapat rekor tertinggi, yaitu 33 organisasi yang menerbitkan laporan pembangunan berkelanjutan independen. Hampir semua lembaga kredit telah mengintegrasikan konten pembangunan berkelanjutan ke dalam laporan tahunan mereka sebagaimana diwajibkan.
Khususnya, 13-15 bank komersial telah menerbitkan laporan keberlanjutan independen, dan jumlah ini akan terus meningkat pada tahun 2024 dan bulan-bulan pertama tahun 2025, dengan 6 bank lagi yang berpartisipasi.
Sejalan dengan tren ini, aktivitas kredit hijau juga mencatat hasil positif. Hingga akhir kuartal pertama tahun 2025, 58 lembaga kredit telah menghasilkan pinjaman kredit hijau dengan total nilai lebih dari VND 704.244 miliar, meningkat 3,57% dibandingkan akhir tahun 2024, dan menyumbang 4,3% dari total pinjaman di seluruh perekonomian . Khususnya, pinjaman yang beredar berfokus pada energi terbarukan, energi bersih (lebih dari 37%), dan pertanian hijau (lebih dari 29%).
Laju pertumbuhan saldo kredit hijau pada periode 2017-2024 mencapai rata-rata 21,2%/tahun, jauh lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan kredit umum.
Meskipun terdapat kemajuan positif, Wakil Gubernur Pham Thanh Ha menilai bahwa praktik dan publikasi laporan pembangunan berkelanjutan di industri perbankan masih dalam tahap awal. Tantangan seperti kerangka hukum yang belum lengkap, kurangnya sumber daya, keterbatasan kapasitas analisis data, serta metode pengumpulan dan pemrosesan informasi yang efektif dan transparan masih menjadi hambatan yang signifikan.
Oleh karena itu, penerapan AI dan teknologi digital merupakan solusi potensial untuk permasalahan di atas. AI tidak hanya membantu mengotomatiskan pengumpulan dan sintesis data, tetapi juga mendukung analisis mendalam, deteksi tren, dan rekomendasi untuk meningkatkan kualitas pelaporan dan efisiensi manajemen yang berkelanjutan,” tegas Bapak Ha.
Dari perspektif bisnis, Dr. Le Hung Cuong, Wakil Direktur JenderalFPT Digital, menegaskan: "AI adalah kunci untuk membantu bisnis mengatasi tantangan data ESG (tata kelola, sosial, lingkungan), menyederhanakan aktivitas pelaporan, sehingga membuka sumber modal hijau dari lembaga keuangan dan perbankan."
Menurut Bapak Cuong, data ESG di perusahaan saat ini tersebar di berbagai departemen, kurang terstandarisasi, dan tidak tersedia secara real-time. Pelaporan manual memakan waktu, rentan terhadap kesalahan, dan sulit memenuhi kerangka standar internasional seperti GRI atau ISSB. Sementara itu, sistem AI dapat mengintegrasikan data dari berbagai sumber (ERP, IoT, laporan keuangan, dll.), secara otomatis terstandarisasi, dan dibandingkan dengan kriteria internasional, sehingga membantu memastikan keandalan dan transparansi laporan ESG.
Meskipun tidak menampik manfaat AI, Mike Suffield, Direktur Kebijakan dan Wawasan di Association of Chartered Certified Accountants (ACCA), memperingatkan bahwa risiko etika dapat muncul di setiap "titik sentuh" antara AI dan data. Penggunaan data pelatihan yang tidak tepat, usang, atau bias dapat mendistorsi hasil analisis, sehingga mengancam integritas laporan.
Pakar tersebut menekankan bahwa prinsip-prinsip etika, termasuk integritas, objektivitas, kompetensi profesional, kerahasiaan, dan perilaku profesional, harus menjadi landasan penerapan AI dalam pelaporan keberlanjutan. Ia menghimbau organisasi untuk menerapkannya secara bertahap, mulai dari meningkatkan tata kelola internal hingga membangun hubungan erat antara departemen data, keuangan, dan teknologi.
Sementara itu, Bapak Tran Anh Quy – Kepala Departemen Kebijakan Kredit, Departemen Kredit untuk Sektor Ekonomi, Bank Negara Vietnam – mengemukakan bahwa implementasi laporan pembangunan berkelanjutan berbasis AI di lembaga kredit (CI) masih menghadapi banyak kesulitan. Biaya investasi dan konsultasi masih tinggi, sementara kerangka hukum yang jelas untuk membangun portofolio investasi hijau masih kurang.
Oleh karena itu, Bapak Quy mengusulkan untuk segera menerbitkan daftar klasifikasi "hijau" nasional, mendorong kerja sama internasional, dan menerima dukungan teknis serta modal. Di saat yang sama, meningkatkan kualitas konsultasi, pelatihan, dan alokasi sumber daya agar lembaga kredit dapat mempraktikkan dan menerbitkan laporan pembangunan berkelanjutan secara lebih efektif.
Sumber: https://doanhnghiepvn.vn/cong-nghe/go-kho-trong-quan-tri-ben-vung-nho-cong-nghe-ai/20250521045511999










Komentar (0)