Berdasarkan peraturan baru, barang impor dengan nilai kurang dari 1 juta VND akan dikenakan pemungutan PPN otomatis melalui unit pengiriman ekspres. Hal ini merupakan langkah untuk mengatasi masalah yang timbul setelah kebijakan pembebasan PPN untuk barang impor bernilai rendah dihapuskan.
Statistik dari pihak berwenang menunjukkan bahwa, sebelumnya, setiap hari ada sekitar 4-5 juta pesanan bernilai kecil (di bawah 1 juta VND) yang diangkut dari Tiongkok ke Vietnam melalui platform e-commerce.
Sebelum kebijakan baru berlaku, pengiriman dengan nilai di bawah VND1 juta dibebaskan dari pajak impor dan PPN.

Berdasarkan peraturan baru, mulai 18 Februari, pengiriman ini wajib membayar PPN. Penerapan pemungutan PPN tidak hanya menjamin pemenuhan kewajiban keuangan sesuai peraturan, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan pendapatan APBN. Dengan tarif PPN 10%, penerimaan APBN diperkirakan dapat meningkat sekitar VND 2.700 miliar per tahun.
Namun, pada tahap awal penerapan kebijakan, sistem bea cukai tidak ditingkatkan tepat waktu untuk mengumpulkan pajak secara otomatis, sehingga menyebabkan penerapan manual, menimbulkan biaya, dan meningkatkan tekanan pada lembaga manajemen dan bisnis.
Untuk mengatasi situasi tersebut dan membangun landasan hukum dan teknis bagi pemungutan pajak secara otomatis, Kementerian Keuangan menerbitkan Surat Edaran No. 29, yang berlaku efektif sejak 9 Juli. Surat Edaran ini meletakkan dasar bagi modernisasi proses pemungutan pajak, meminimalkan prosedur administratif, dan memastikan prinsip pemungutan yang benar dan memadai bagi anggaran negara.
Menurut peta jalan implementasi, setelah fase percontohan, mulai 1 Agustus, proses pemungutan PPN otomatis akan diterapkan secara seragam ke semua bisnis yang menyediakan layanan pengiriman ekspres, apa pun metode transportasinya.
Sumber: https://baolaocai.vn/hang-nhap-khau-tri-gia-duoi-1-trieu-dong-bi-thu-thue-vat-tu-dong-tu-18-post648579.html
Komentar (0)