| Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Masurdi menegaskan bahwa ASEAN memainkan peran penting dalam perdamaian dan keamanan regional. (Sumber: Jakarta Post) |
Berbicara pada upacara pembukaan Forum Media ASEAN ke-7 awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Masurdi menekankan bahwa ASEAN bukanlah asosiasi yang sempurna, tetapi telah memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan ini.
“Kita harus bersyukur karena kita cukup beruntung memiliki perdamaian dan stabilitas di kawasan ini selama lebih dari lima dekade. Saya pikir kita tidak boleh pernah menganggap perdamaian sebagai sesuatu yang biasa saja. Perdamaian tidak jatuh dari langit. Kita benar-benar harus menjaganya. Dan kita, ASEAN, perlu melakukan upaya untuk menjaganya,” tegas Menteri Luar Negeri Retno Masurdi.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyatakan bahwa situasi global yang tidak stabil saat ini, khususnya konflik Palestina-Israel, telah menyoroti perlunya menjaga perdamaian di kawasan tersebut. Menteri Luar Negeri Indonesia lebih lanjut menekankan bahwa situasi dunia "tidak stabil" karena meningkatnya persaingan antar kekuatan besar, krisis pangan dan energi, serta konflik yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, peran ASEAN dalam menjaga perdamaian dan stabilitas sangat penting.
"ASEAN memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan ini. Dapatkah Anda membayangkan bagaimana keadaan Asia Tenggara tanpa ASEAN?", Menteri Luar Negeri Indonesia mengajukan pertanyaan hipotetis.
Menurut Menteri Luar Negeri Indonesia, seperti organisasi regional dan multilateral lainnya, ASEAN juga memiliki kekurangan. “Namun satu hal yang pasti: ASEAN telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan,” tegas Ibu Retno.
Menteri Luar Negeri Indonesia juga mengakui bahwa isu-isu terkait Myanmar tetap berada dalam lingkup ASEAN. Sebagai Ketua ASEAN pada tahun 2023, Indonesia telah berupaya untuk mengatasi tantangan-tantangan ini secara fleksibel, tidak hanya menangani masalah-masalah saat ini tetapi juga risiko-risiko di masa depan.
Meskipun hanya sedikit kemajuan yang dicapai dalam implementasi Konsensus Lima Poin selama setahun terakhir, ASEAN telah berupaya untuk lebih banyak berdialog dengan para pemangku kepentingan di Myanmar, memastikan perluasan akses terhadap bantuan kemanusiaan, termasuk di zona konflik. Fokusnya adalah pada rakyat Myanmar.
Sumber










Komentar (0)