Baru-baru ini, gerakan Houthi di Yaman melancarkan serangan terhadap kota-kota Israel.
Juru bicara militer gerakan Houthi di Yaman, Yahya Sarea. (Sumber: MNA) |
Pada tanggal 17 November, kantor berita TASS mengutip juru bicara militer gerakan Houthi di Yaman, Yahya Sarea, yang mengatakan bahwa pasukan ini menyerang daerah Jaffa dekat Tel Aviv dan kota Ashkelon di Israel.
Di kanal Telegram pribadinya, Tn. Sarea menyatakan bahwa pesawat tanpa awak Houthi "secara akurat menyerang target di atas."
Setelah meningkatkan konflik di Jalur Gaza, Houthi memperingatkan akan menyerang wilayah Israel dan melarang kapal-kapalnya melewati Laut Merah dan Selat Bab el-Mandeb sampai negara Timur Tengah itu menghentikan kampanye militernya melawan pasukan Hamas di wilayah Palestina.
Sejak pertengahan November, Houthi telah menyerang puluhan kapal sipil di Laut Merah dan Teluk Aden.
Menanggapi tindakan Houthi ini, pemerintah AS mengumumkan pembentukan koalisi internasional dan mempersiapkan operasi dengan nama sandi "Prosperity Guardian", yang diharapkan dapat menjamin kebebasan navigasi dan melindungi pelayaran di Laut Merah. Sejak saat itu, AS dan Inggris secara rutin melancarkan serangan udara terhadap target-target Houthi di Yaman.
Terkait pula dengan situasi di Timur Tengah, pada hari yang sama, harian Turki Milliyet melaporkan bahwa Presiden Israel Isaac Herzog disebut-sebut tidak dapat pergi ke Azerbaijan untuk menghadiri Konferensi Para Pihak ke-29 Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (COP29) karena penolakan Turki untuk membuka wilayah udaranya.
Pada awal November, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa Ankara akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel dan tidak berniat mengambil tindakan apa pun untuk memulihkan hubungan di masa mendatang.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/trung-dong-houthi-tan-cong-israel-tho-nhi-ky-dong-cua-khong-phan-voi-may-bay-cho-tong-thong-isaac-herzog-294146.html
Komentar (0)