Pada 1 Juli, Hongaria resmi menjabat sebagai presiden bergilir Dewan Uni Eropa (UE) untuk masa jabatan yang akan berakhir pada 31 Desember tahun ini. Menggantikan Belgia, pemerintahan Perdana Menteri Viktor Orban akan menetapkan agenda mingguan dan memimpin pertemuan tingkat menteri di Brussel.
Menurut Menteri Urusan Eropa Hongaria Janos Boka, prioritas negara selama masa kepresidenannya di Dewan Eropa berfokus pada area yang dianggap Budapest paling membutuhkan perubahan, seperti: meningkatkan daya saing UE, membantu memperkuat fondasi untuk kesejahteraan, lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi blok tersebut; memperkuat kebijakan keamanan dan pertahanan UE; mengelola krisis migran dengan memperkuat perbatasan eksternal UE dan memperkuat kemitraan internasional.
Menurut Menteri Boka, Hongaria mengemban peran Presiden Dewan Uni Eropa dalam konteks Uni Eropa yang menghadapi tantangan bersama. Oleh karena itu, kepemimpinan Hongaria "harus mengutamakan perdamaian , keamanan, dan pencarian solusi nyata bagi permasalahan Uni Eropa".
Menurut Tass, Hongaria memiliki perbedaan pendapat dengan para pemimpin Uni Eropa terkait sejumlah isu, termasuk konflik di Ukraina dan isu migrasi. Saat mengumumkan agenda masa jabatannya, Presiden Hongaria Orban menekankan bahwa penyelesaian konflik di Ukraina dengan segera merupakan poin terpenting. Perluasan Uni Eropa juga merupakan agenda penting Hongaria.
KHANH MINH
[iklan_2]
Sumber: https://www.sggp.org.vn/hungary-dam-nhan-cuong-vi-chu-tich-hoi-dong-chau-au-post747213.html
Komentar (0)