Pemotongan pajak besar-besaran yang dilakukan Presiden Donald Trump dan peningkatan anggaran pertahanan berada pada jalur yang tepat untuk mendorong utang publik AS di atas Italia dan Yunani pada akhir dekade ini, menurut perkiraan dari Dana Moneter Internasional (IMF).
IMF memprediksi bahwa meskipun Italia dan Yunani kesulitan mengendalikan pengeluaran pascakrisis keuangan 2008 dan pandemi COVID-19, utang publik AS akan meningkat dari 125% PDB menjadi 143% PDB pada tahun 2030. Utang Italia akan tetap stabil di kisaran 137% PDB selama periode yang sama. Yunani juga berada di jalur yang tepat untuk menurunkan rasio utang terhadap PDB dari 146% menjadi 130%. Menurut data IMF, Yunani telah mengatasi defisit anggarannya, yang melonjak hingga 210% PDB pada tahun 2020.
AS diperkirakan akan mengalami defisit anggaran tahunan lebih dari 7% dari PDB selama lima tahun ke depan setelah pemotongan pajak untuk orang kaya, menurut analisis di Financial Times. Sebaliknya, Italia berada di jalur yang tepat untuk mengurangi defisitnya menjadi 2,9% dari PDB tahun ini, membantunya mencapai target PDB Uni Eropa sebesar 3% setahun lebih cepat dari jadwal.
Pemerintahan Trump telah meningkatkan belanja pemerintah dan memangkas pajak federal melalui "RUU besar dan indah", yang memaksa Gedung Putih untuk meminjam lebih banyak untuk membiayai pengeluaran tahunannya. Presiden Trump telah membalikkan upaya pemerintahan sebelumnya untuk mengendalikan defisit anggaran di bawah mantan Presiden Joe Biden, dengan memperkenalkan pemotongan pajak yang terutama menguntungkan kelas menengah dan atas.
Ia juga berjanji akan menghabiskan hampir $1 triliun untuk membangun perisai pertahanan yang ia sebut "Kubah Emas". Peningkatan anggaran tersebut dapat meningkatkan defisit anggaran AS hingga $7 triliun per tahun saat Trump meninggalkan jabatannya pada Januari 2029.
Sementara itu, Italia dan Yunani telah berjanji untuk mempertahankan surplus anggaran primer, suatu kebijakan yang mengharuskan pemotongan pengeluaran di bawah pendapatan pajak.
Berbicara kepada Financial Times, Mahmood Pradhan, kepala makro global di Amundi Investment Institute, mengutip proyeksi dari Kantor Anggaran Kongres (CBO) bahwa utang AS akan terus meningkat, menjelaskan bahwa hal ini merupakan konsekuensi tak terelakkan dari defisit anggaran yang terus berlanjut. Namun, Bapak Pradhan juga menekankan bahwa prospek pertumbuhan ekonomi Italia lebih lemah daripada AS, sehingga tidak perlu terburu-buru menyimpulkan bahwa Italia telah sepenuhnya pulih.
Sumber: https://vtv.vn/imf-no-cong-cua-my-sap-vuot-ca-italy-va-hy-lap-100251028163619689.htm






Komentar (0)