Lubang hitam mungkin menjadi alasan mengapa pemahaman sebelumnya tentang galaksi-galaksi awal di alam semesta tidak akurat, menurut sebuah studi baru.
Para astronom menemukan ini dengan bantuan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) milik NASA - observatorium luar angkasa terbesar dan terkuat saat ini.
Gambar ini, yang diambil oleh Teleskop Luar Angkasa James Webb milik NASA, menunjukkan banyak sekali galaksi. Cahaya dari beberapa galaksi telah menempuh perjalanan lebih dari 13 miliar tahun untuk mencapai teleskop. (Sumber: NASA) |
Diluncurkan pada bulan Desember 2021, teleskop JWST senilai $10 miliar mengkhususkan diri dalam mendeteksi sumber cahaya jauh di alam semesta yang dalam, yang berasal dari galaksi tertua.
Para ilmuwan menggunakan JWST untuk mempelajari alam semesta awal. Alam semesta telah berkembang pesat sejak dimulai sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu setelah Big Bang.
Ketika para astronom mempelajari gambar yang diambil oleh JWST dari galaksi-galaksi di alam semesta awal, mereka menemukan bahwa beberapa galaksi tumbuh sangat cepat.
"Secara umum, galaksi tampak jauh lebih besar saat lahir daripada yang diperkirakan para ilmuwan sebelumnya," ujar rekan penulis studi Steve Finkelstein, seorang astrofisikawan di Universitas Texas di Austin, kepada Space.com.
Finkelstein dan rekan-rekannya menemukan bahwa beberapa galaksi awal ini sebenarnya jauh lebih kecil daripada massa sebenarnya. Mereka merinci temuan mereka pada 26 Agustus di Astrophysical Journal.
Dalam studi baru ini, para ilmuwan berfokus pada 261 galaksi yang berusia antara 700 juta hingga 1,5 miliar tahun setelah Big Bang. Untuk memperkirakan massa galaksi, mereka biasanya mengukur jumlah cahaya yang dipancarkan galaksi, lalu menghitung jumlah bintang yang dibutuhkan galaksi tersebut untuk menghasilkan semua cahaya tersebut.
Lubang hitam membuat sembilan galaksi awal ini tampak jauh lebih terang – dan karenanya lebih besar – daripada yang sebenarnya, menurut penelitian tersebut. Disebut lubang hitam karena gravitasinya begitu kuat sehingga bahkan cahaya pun tak dapat lolos, gas-gas yang terhisap ke dalam lubang hitam bersinar terang akibat gesekan yang mereka ciptakan saat terhisap dengan kecepatan tinggi. Sumber cahaya ini membuat galaksi-galaksi tersebut tampak mengandung lebih banyak bintang daripada yang sebenarnya.
"Kami masih menemukan lebih banyak galaksi daripada yang diperkirakan, meskipun tidak ada yang berukuran sangat besar," kata penulis utama Katherine Chworowsky dari Universitas Texas dalam siaran pers.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/kinh-vien-vong-khong-gian-james-webb-va-phat-hien-moi-ve-cac-thien-ha-thuo-so-khai-286643.html
Komentar (0)