Lamine Yamal membuat gebrakan di Korea

Yamal menerangi Korea dengan kaki ajaibnya.

Di lapangan basah di bawah hujan lebat di Daegu, pemain berbakat berusia 18 tahun ini hanya membutuhkan 45 menit di babak pertama untuk menggemparkan seluruh pertandingan, membuktikan mengapa ia dianggap sebagai salah satu permata paling cemerlang di dunia sepak bola saat ini.

Mengenakan kaus bernomor punggung 10 yang legendaris, Yamal adalah jiwa dari setiap serangan Barcelona. Setiap dribelnya, penanganannya yang spontan, dan kontrol bolanya yang penuh percaya diri selalu membuat penonton Korea bersorak. Meskipun ia tidak langsung mencetak gol, hampir setiap situasi berbahaya yang diciptakan Barca berasal dari kaki-kaki ajaib pemain muda ini.

Pada menit ke-19, Yamal menciptakan momen jenius. Ia melewati beberapa pemain bertahan sebelum mengoper bola kepada Gavi untuk membuka skor dengan tembakan jarak jauh. Sebuah pergerakan yang menunjukkan visi taktis dan ketenangan yang luar biasa di area penalti.

Pada menit ke-37, Yamal kembali membuat seisi stadion bergemuruh ketika ia memperagakan dua gerakan croqueta berturut-turut - teknik yang diasosiasikan dengan Andres Iniesta, untuk melewati pemain Daegu dan kemudian menyelesaikannya, memaksa kiper menunjukkan bakatnya untuk memblok.

Setiap kali Yamal menyentuh bola, tribun penonton seakan bergemuruh karena kegembiraan. Hujan deras tak mampu menghentikan para penggemar Korea untuk tetap bertahan hingga akhir hanya untuk menyaksikan keajaiban bintang remaja La Masia tersebut.

Meski tak mencetak gol melawan Daegu, pengaruh Yamal tak terbantahkan. Dengan gerakan-gerakannya yang bak Messi dan spontanitas bak Neymar, Yamal bermain dengan polos, bebas, dan penuh pesona.

Dan bagi Barcelona, masa depan jelas terletak di kaki jenius seorang pemain yang baru berusia 18 tahun.

Sumber: https://znews.vn/lamine-yamal-khien-han-quoc-day-song-post1574177.html