Film yang berlatar di tengah hutan purba
Cuplikan pertama dari trailer film The Devil Prince telah menarik perhatian penonton bukan hanya karena adegan aksinya, tetapi juga karena latar Desa Leper yang liar dan misterius. Terletak di tengah hutan pinus yang luas dan sering kali diselimuti kabut, desa ini bagaikan lokasi syuting film sungguhan yang dibangun di hutan purba di Dalat.
Untuk menciptakan kembali ruang hidup para penderita kusta yang dikucilkan selama Dinasti Le Akhir, tim produksi membangun rumah-rumah sederhana berdinding bambu, berlantai kayu, dan beratap jerami. Ruang hidup penduduk desa juga dirawat dengan cermat dengan detail-detail seperti bedeng sayuran, kandang unggas, serta peralatan tenun dan berburu, menciptakan suasana yang realistis dan hidup.

Detail yang rumit dan ajaib
Selain ruang tamu, latar misteriusnya juga diinvestasikan dengan cermat. Pemakaman ini dibangun dengan dua patung anjing batu raksasa dan makam guci, sebuah bentuk pemakaman orang Vietnam kuno. Lebih jauh lagi, terdapat "jalur mata manusia", tempat batang-batang pohon dihiasi dengan mata-mata yang menghantui.
Yang menjadi sorotan khusus adalah gambar pohon cendana setinggi 10 meter dengan batang kasar berwarna hitam gelap, berdiri tegak di tengah hutan tua, menambah kesan megah namun menyeramkan pada film tersebut.

Fakta tentang lokasi
Hutan purba yang dipilih sebagai latar terletak sekitar satu jam perjalanan dari pusat kota Dalat dengan mobil, setelah itu pengunjung harus berjalan melalui jalan setapak dan mendaki lereng untuk mencapai lokasi utama.
Faktor yang menguntungkan bagi kru film adalah keberadaan lahan terbuka melingkar alami, tanpa pepohonan besar, sehingga lokasi syuting tidak memengaruhi ekosistem. Waktu syuting selama musim hujan (sekitar bulan Juni) juga membantu menciptakan warna alami yang gelap dan suram untuk adegan malam dan dini hari tanpa perlu efek khusus.

Catatan tentang konservasi alam
Karena ini adalah kawasan hutan purba yang dilindungi secara ketat, kesadaran lingkungan menjadi prioritas utama. Selama proses syuting, kru mematuhi peraturan konservasi, memastikan semua sampah dikumpulkan dan hutan dibiarkan dalam kondisi aslinya setelah selesai. Hal ini juga penting untuk diperhatikan oleh wisatawan yang ingin menjelajahi lokasi alam murni serupa.
Sumber: https://baolamdong.vn/lang-hui-trong-phim-hoang-tu-quy-kham-pha-phim-truong-tai-da-lat-398750.html






Komentar (0)