Menunggang kuda untuk melihat bunga berasal dari ungkapan Tiongkok "Tẩu mã quan hoa" (走馬觀花). "Tẩu mã" berarti menunggang kuda, sementara orang Vietnam menerjemahkannya sebagai menunggang kuda (pergi). "Quan hoa" berarti melihat, mengagumi bunga. Ungkapan ini berasal dari puisi " Dang khoa hau " (Setelah lulus ujian) karya Meng Giao (751-814), seorang penyair terkenal dari Dinasti Tang. Meng Giao gagal dalam ujian tersebut dua kali, dan baru pada tahun kedua belas Zhenyuan (796), ia lulus ujian doktoral. Saat itu, ia berusia 46 tahun.
Dua kalimat terakhir dari puisi "Menunggang Kuda Menuju Ujian Kekaisaran " merupakan asal mula ungkapan "Menunggang kuda untuk melihat bunga": " Senang menunggang kuda dan berpacu di tengah angin musim semi; melihat semua bunga di Chang'an dalam satu hari" (春風得意馬蹄疾, 一日看盡長安花), yang berarti "Senang menunggang kuda dan berpacu di tengah angin musim semi; melihat semua bunga di Chang'an dalam satu hari". Dua kalimat ini menggambarkan suasana hati Meng Jiao yang gembira dan bangga ketika mendengar bahwa ia lulus ujian, ia pun pergi bersama orang banyak untuk melihat pemandangan musim semi di ibu kota Chang'an. Harap dicatat, "Truong An" adalah konteks yang terkait dengan idiom ini, bukan "taman kerajaan" seperti yang dijelaskan oleh Antologi Sastra Vietnam : "Menunggang kuda untuk melihat bunga: mengacu pada kehormatan seseorang yang lulus ujian kekaisaran untuk menunggang kuda untuk melihat bunga di taman kerajaan" (Social Sciences Publishing House (1997), volume 13, bagian 1, hlm. 306).
Namun, dua bait terakhir puisi "Ujian Anumerta" hanya menyebutkan secara singkat tindakan menunggang kuda untuk melihat bunga. Baru pada puisi "Tam Bao An" (三報恩) karya Bi Wei dari Dinasti Ming, ungkapan ringkas idiom ini terungkap: " Tràng trung khan van, tau ma quan hoa " (Membaca sastra di sekolah, menunggang kuda untuk melihat bunga). Selain itu, perlu juga disebutkan kalimat: " Dã bất qua tau ma quan hoa " pada bab 23 "Legenda Pahlawan Muda " karya Wen Kang dari Dinasti Qing. Legenda Pahlawan Muda dianggap sebagai novel sosial paling awal dalam sejarah novel Tiongkok, yang memadukan kesatriaan dan romansa.
Saat ini, "Menunggang kuda untuk melihat bunga" atau "Melompati kuda untuk melihat bunga" adalah idiom yang digunakan untuk menggambarkan melakukan sesuatu secara kasar, tanpa merinci (hal-hal yang seharusnya dilakukan dengan lebih hati-hati dan teliti). Kedua idiom ini dianggap sinonim dengan dua idiom Tionghoa lainnya, yaitu:
- Phù quang luốc ảnh (浮光掠影): cahaya di permukaan air bagaikan bayangan yang lewat, lalu lenyap seketika, tanpa meninggalkan jejak. Ungkapan ini merujuk pada segala sesuatu di dunia ini yang bersifat sementara dan sulit dipahami; atau merujuk pada artikel singkat yang kurang praktis. Phù quang luốc ảnh berasal dari puisi Lâm cao Đài (临高台) karya Trư Lượng, dalam volume 32 Toàn Đường thi (全唐诗) dari Dinasti Tang.
Jingting diem thuy (蜻蜓点水) adalah ungkapan ketika seekor capung menyentuh permukaan air dengan ringan, merujuk pada tindakan yang dangkal dan cepat berlalu. Ungkapan ini juga digunakan untuk menggambarkan ciuman lembut. Jingting diem thuy berasal dari puisi Du Fu, Khuc giang (曲江): "Kupu-kupu yang tersembunyi di balik bunga-bunga muncul, capung terbang perlahan, sesekali menyentuh air".
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)