Lebih dari 50% remaja yang disurvei mengatakan mereka menghabiskan waktu berjam-jam tanpa berkomunikasi dengan siapa pun, baik secara langsung maupun daring.
Banyak anak muda mengaku menghabiskan banyak waktu di media sosial, namun sebagian besar tidak berkomunikasi sama sekali - Foto: AFP
Musim panas lalu, Laura Marciano, seorang peneliti di Universitas Harvard, mempelajari hubungan antara teknologi dan kesepian dalam sebuah penelitian yang melibatkan 500 remaja yang menjawab kuesioner tiga kali sehari selama beberapa minggu tentang interaksi sosial mereka.
Lebih dari 50% remaja ini mengatakan mereka tidak berkomunikasi dengan siapa pun selama beberapa jam, baik secara langsung maupun daring. Meskipun sedang liburan musim panas dan menghabiskan banyak waktu di media sosial, sebagian besar tidak berkomunikasi sama sekali, menurut CNA pada 16 November.
Pada akhir 2023, Kepala Ahli Bedah AS Vivek Murthy menyatakan kesepian sebagai pandemi. Sejak saat itu, para akademisi dan psikolog berfokus pada dampak teknologi terhadap masalah ini.
Secara keseluruhan, mereka sepakat bahwa meskipun belum ada banyak bukti yang meyakinkan bahwa teknologi secara langsung menyebabkan kesepian, penelitian telah menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara keduanya, yang berarti bahwa orang yang merasa kesepian mungkin menggunakan teknologi dengan cara yang tidak sehat.
Misalnya, mereka cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain di media sosial, yang menyebabkan perasaan rendah diri.
Selain itu, pesan dapat menciptakan hambatan bagi hubungan yang autentik, dan kecanduan video berdurasi pendek juga menyebabkan banyak orang mengisolasi diri.
[iklan_2]
Sumber: https://tuoitre.vn/len-mang-suot-nhung-nhieu-nguoi-tre-co-don-khong-giao-tiep-ai-20241117141030423.htm
Komentar (0)