Bos Wagner muncul di konferensi Rusia-Afrika setelah pemberontakan, menunjukkan peran penting Prigozhin dalam upaya Moskow untuk meningkatkan pengaruhnya di benua itu.
Dmitry Syty, salah satu anggota terkemuka kelompok militer swasta Wagner di Republik Afrika Tengah (CAR), mengunggah foto taipan Yevgeny Prigozhin yang sedang berjabat tangan dengan Freddy Mapouka, pejabat yang bertanggung jawab atas protokol Presiden CAR, Faustin-Archange Touadéra, di Facebook pada 27 Juli. Foto tersebut dilaporkan diambil di KTT Rusia-Afrika, sebuah acara yang berlangsung di St. Petersburg pada 27-28 Juli.
Foto-foto tersebut dengan cepat menyebar di media Rusia. Beberapa blogger militer mengungkapkan keterkejutan mereka bahwa Tuan Prigozhin kembali ke Rusia dan muncul di depan umum dalam sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh Presiden Vladimir Putin.
Prigozhin sebelumnya setuju untuk pindah ke Belarus setelah Presiden Alexander Lukashenko menengahi kesepakatan untuk mengakhiri pemberontakan Wagner di Rusia pada 24 Juni.
Beberapa analis mengatakan kepulangan Prigozhin kemungkinan telah disetujui oleh Putin, karena kelompok militer swasta Wagner memiliki operasi yang luas di negara-negara Afrika seperti Sudan, Republik Afrika Tengah, dan Mali. Pasukan ini konon telah menandatangani kontrak keamanan dengan negara-negara Afrika sebagai imbalan atas hak untuk mengeksploitasi emas dan mineral di sana.
Ini mungkin juga menjadi alasan mengapa Tn. Prigozhin tidak menghadapi konsekuensi yang lebih serius setelah melancarkan pemberontakan di Rusia, menurut para analis.
Bos mafia Wagner Prigozhin (kanan) berjabat tangan dengan pejabat Republik Afrika Tengah Freddy Mapouka di St. Petersburg, Rusia. Foto: Facebook/Dimitri Sytyi
"Putin membutuhkan Prigozhin saat ini untuk mengejar kepentingan nasional Rusia di Afrika. Kepentingan ini mencakup persaingan dengan Barat dalam hal kerja sama keamanan, eksploitasi sumber daya, dan energi," ujar William Reno, profesor ilmu politik di Northwestern University di Illinois, AS.
Profesor Reno menambahkan bahwa kelompok Wagner pimpinan Tuan Prigozhin juga terlibat dalam upaya mengajak para cendekiawan dan organisasi Afrika untuk bergabung dalam agenda kontra-Baratnya. "Meskipun terjadi pemberontakan bulan lalu, Tuan Prigozhin tetap menjadi bagian integral dari kepentingan nasional Rusia," ujarnya.
Peran Prigozhin dan Wagner menjadi semakin penting karena hubungan Rusia dengan Afrika telah tegang akibat keputusan Moskow bulan ini untuk menarik diri dari Inisiatif Gandum Laut Hitam, yang membantu mengirim makanan dari Ukraina ke negara-negara miskin di Afrika.
Tujuh belas kepala negara Afrika menghadiri KTT St. Petersburg tahun ini, jauh lebih sedikit dibandingkan 43 kepala negara yang hadir pada tahun 2019. Namun, Rusia mengatakan perwakilan dari 49 dari 54 negara Afrika hadir.
Dalam konferensi tersebut, Bapak Putin mengatakan bahwa lebih dari 70% ekspor biji-bijian Ukraina berdasarkan perjanjian Laut Hitam ditujukan ke negara-negara berpenghasilan tinggi atau menengah ke atas, termasuk Uni Eropa (UE). Ia menambahkan bahwa negara-negara miskin seperti Sudan menerima kurang dari 3% dari pengiriman tersebut.
Presiden Rusia menegaskan kembali komitmennya untuk menyediakan gandum gratis bagi enam negara Afrika, termasuk Burkina Faso, Zimbabwe, Mali, Somalia, Republik Afrika Tengah, dan Eritrea. Ia menegaskan bahwa Rusia siap mengganti pasokan gandum dari Ukraina ke Afrika, baik secara komersial maupun bantuan gratis.
Dalam beberapa tahun terakhir, Bapak Putin telah berupaya membangun hubungan yang lebih erat dengan negara-negara Afrika, dan kehadiran Bapak Prigozhin di KTT St. Petersburg mungkin mencerminkan tujuan tersebut.
"Saya pikir kehadiran Tuan Prigozhin di KTT Rusia-Afrika terutama dimaksudkan untuk meyakinkan pemerintah Afrika dengan kehadiran Wagner bahwa kelompok tersebut akan tetap di sana sebagai perwakilan dukungan pemerintah Rusia," kata Mark N. Katz, seorang profesor di Sekolah Kebijakan dan Manajemen Schar di Universitas George Mason di Amerika Serikat.
Tuan Katz menambahkan bahwa foto Prigozhin yang beredar daring dapat mengirimkan pesan kepada publik Rusia bahwa Prigozhin masih bekerja untuk Rusia di Afrika.
"Saya yakin ini juga bisa menjadi bagian dari upaya Moskow yang lebih besar untuk menunjukkan bahwa pemberontakan Wagner tidak seanti-Putin yang dibesar-besarkan Barat, dan untuk menekankan bahwa Putin dan Prigozhin masih bekerja sama," kata Katz.
Yevgeny Prigozhin, kepala kelompok keamanan Wagner, di Moskow, Rusia pada 4 Juli 2017. Foto: AFP
David Silbey, seorang profesor sejarah di Universitas Cornell, mengatakan foto itu dapat mengirimkan pesan penting bahwa Prigozhin telah kembali dan masih menikmati sejumlah dukungan dari Presiden Putin.
"Ingat, dia selalu menjadi salah satu daya ungkit Putin atas militer Rusia, karena Prigozhin memimpin pasukan militer swasta di luar kendali Kementerian Pertahanan. Kepulangannya dapat memberi Putin daya ungkit serupa di Afrika," tambah profesor madya Universitas Cornell tersebut.
Thanh Tam (Menurut Newsweek )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)