Artritis serviks juga dikenal sebagai spondilosis serviks. Ini merupakan akibat dari spondilosis serviks, yang seringkali terjadi tanpa disadari. Proses ini dimulai dengan hilangnya cairan pada diskus serviks, tulang rawan secara bertahap terkikis, membentuk taji tulang, dan dalam beberapa kasus, kompresi saraf, menurut situs web kesehatan Verywell Health (AS).
Nyeri leher kaku berkepanjangan, disertai mati rasa di leher dan bahu merupakan tanda peringatan radang sendi serviks.
FOTO: AI
Tanda-tanda peringatan bahwa nyeri leher sebenarnya disebabkan oleh radang sendi serviks meliputi:
Leher kaku dalam jangka waktu lama
Nyeri tumpul di leher, rasa kaku yang berlangsung lama, terutama setelah bangun tidur, dan baru berangsur-angsur mereda setelah olahraga ringan, merupakan pola khas osteoartritis serviks. Studi menggambarkan nyeri ini sebagai keterbatasan gerak, paling tidak nyaman di pagi hari atau menjelang malam. Saat itulah sendi leher kurang terpompa darah dan pelumas.
Biasanya, nyeri leher akibat ketegangan otot akan mereda setelah beberapa hari istirahat. Namun, nyeri leher akibat artritis serviks cenderung berulang secara berkala dan berlangsung lebih lama. Ini merupakan tanda peringatan bahwa tulang rawan telah mengalami degenerasi dan taji tulang mungkin mulai terbentuk.
Nyeri menjalar ke bahu, tulang belikat, atau lengan
Nyeri akibat artritis serviks tidak hanya muncul di belakang leher, tetapi juga menjalar ke bahu, di antara tulang belikat, atau ke lengan, bahkan hingga ke ibu jari. Ini merupakan tanda kompresi akar saraf serviks.
Nyeri leher akibat otot tegang biasanya terlokalisasi di bagian belakang leher dan dapat diredakan dengan pijatan. Sementara itu, nyeri akibat artritis leher sering kali disertai rasa kebas, menjalar ke sepanjang saraf, dan memburuk jika berada dalam satu posisi dalam waktu lama, seperti bekerja di depan komputer atau mengemudi.
Artritis serviks yang parah dapat menyebabkan rasa kesemutan pada bahu.
Artritis serviks yang parah dapat menyebabkan taji tulang atau fragmen diskus menekan akar saraf atau bahkan sumsum tulang belakang. Akibatnya, bahu, lengan bawah, dan tangan terasa kesemutan dan mati rasa. Terkadang, pasien juga mengalami kelemahan otot, sehingga sulit menggenggam benda kecil seperti pena atau kancing.
Gangguan sensorik ini menandakan kerusakan saraf progresif. Dokter Anda akan sering meminta pemindaian MRI atau CT pada tulang belakang leher Anda untuk menilai tingkat kompresi dan mencegah komplikasi serius, seperti masalah keseimbangan atau masalah usus dan kandung kemih, menurut Verywell Health .
Sumber: https://thanhnien.vn/moi-co-kieu-nay-co-the-la-viem-khop-khong-phai-do-ngoi-sai-tu-the-185250627134903299.htm
Komentar (0)