Berapa hukuman maksimal pelanggaran peraturan lalu lintas menurut KUHP? - Pembaca Thanh Hiep
1. Sanksi pelanggaran peraturan lalu lintas (Pasal 260 KUHP)
Sanksi pelanggaran ketentuan lalu lintas diatur dalam Pasal 260 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2017, yaitu:
* Bingkai 1:
Setiap orang yang ikut serta dalam lalu lintas dan melanggar peraturan keselamatan lalu lintas, sehingga menimbulkan kerugian kepada orang lain dalam salah satu hal berikut ini, dikenakan denda paling banyak VND 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah) dan paling banyak VND 100.000.000,00 (seratus juta rupiah), pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun, atau pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun:
- Menyebabkan kematian;
- Menyebabkan cedera atau kerusakan pada kesehatan 01 orang dengan tingkat cedera tubuh 61% atau lebih;
- Menyebabkan cedera atau kerusakan pada kesehatan 02 orang atau lebih, dengan tingkat cedera tubuh total orang-orang ini dari 61% hingga 121%;
- Menyebabkan kerusakan harta benda mulai dari 100.000.000 VND hingga di bawah 500.000.000 VND.
* Bingkai 2:
Melakukan tindak pidana dalam salah satu perkara berikut ini diancam dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun:
- Tidak memiliki SIM sebagaimana ditentukan;
- Dalam keadaan meminum minuman keras atau bir yang kadar alkohol dalam darah atau nafasnya melebihi batas yang dianjurkan, menggunakan obat-obatan terlarang atau zat perangsang keras lainnya;
- Melarikan diri untuk menghindari tanggung jawab atau dengan sengaja tidak membantu korban;
- Tidak mematuhi perintah pengatur lalu lintas atau pemandu;
- Membunuh 02 orang;
- Menyebabkan cedera atau kerusakan pada kesehatan 02 orang atau lebih, dengan tingkat cedera tubuh total orang-orang ini dari 122% hingga 200%;
- Menyebabkan kerusakan harta benda mulai dari 500.000.000 VND hingga di bawah 1.500.000.000 VND.
* Bingkai 3:
Melakukan tindak pidana dalam salah satu perkara berikut ini diancam dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun:
- Menyebabkan kematian 3 orang atau lebih;
- Menyebabkan cedera atau kerusakan pada kesehatan 03 orang atau lebih, dengan total tingkat cedera tubuh orang-orang ini sebesar 201% atau lebih;
- Menyebabkan kerugian harta benda senilai VND 1.500.000.000 atau lebih.
* Pelanggaran dalam kasus-kasus yang secara nyata dapat menimbulkan akibat:
Melanggar ketentuan tentang keikutsertaan dalam lalu lintas jalan raya yang secara nyata dapat mengakibatkan akibat sebagaimana dimaksud pada angka 1, 2, 3, jika tidak segera dicegah, dikenakan denda paling sedikit VND 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak VND 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), reformasi tanpa penahanan paling lama 01 (satu) tahun, atau pidana penjara paling singkat 03 (tiga) bulan dan paling lama 01 (satu) tahun.
* Hukuman tambahan:
Pelanggar juga dapat dilarang memegang jabatan, menjalankan profesi, atau melakukan pekerjaan tertentu selama 1 hingga 5 tahun.
2. Perbuatan yang dilarang ketika berpartisipasi dalam lalu lintas jalan raya
- Merusak jalan, jembatan, terowongan, terminal penyeberangan, lampu lalu lintas, marka jalan, rambu-rambu, cermin cembung, median jalan, sistem drainase, serta pekerjaan dan peralatan lain yang termasuk prasarana lalu lintas jalan.
- Menggali, mengebor, memotong jalan secara ilegal; menempatkan atau meninggalkan rintangan di jalan secara ilegal; menempatkan atau menyebarkan benda tajam, menuangkan zat licin di jalan secara ilegal; meninggalkan material, limbah, atau membuang sampah sembarangan di jalan; membuka jalan atau menghubungkan ke jalan utama secara ilegal; secara ilegal melanggar batas, menduduki, atau menggunakan lahan jalan atau koridor keselamatan jalan; secara sewenang-wenang membuka penutup lubang got, secara ilegal membongkar, memindahkan, atau merusak pekerjaan jalan.
- Penggunaan jalan, trotoar, dan trotoar secara ilegal.
- Menggunakan kendaraan bermotor dan sepeda motor khusus yang tidak memenuhi standar keselamatan teknis dan perlindungan lingkungan pada lalu lintas jalan.
- Mengganti rakitan, komponen, dan aksesori kendaraan untuk sementara waktu memenuhi standar teknis kendaraan saat akan dilakukan inspeksi.
- Balapan, menyemangati balapan, mengorganisir balapan liar, berkelok-kelok, dan berbelok-belok.
- Mengemudikan kendaraan bermotor saat terdapat narkoba di dalam tubuhnya.
- Mengemudikan kendaraan di jalan raya saat terdapat konsentrasi alkohol dalam darah atau napas
- Mengemudikan kendaraan bermotor tanpa memiliki SIM sebagaimana ditentukan.
- Mengemudikan sepeda motor khusus di jalan raya tanpa memiliki sertifikat pelatihan hukum lalu lintas jalan raya, lisensi, atau sertifikat untuk mengendarai sepeda motor khusus.
- Menyerahkan kendaraan bermotor dan sepeda motor khusus kepada orang yang tidak memenuhi syarat untuk mengemudi di jalan raya.
- Mengemudikan kendaraan bermotor dengan kecepatan melebihi batas kecepatan yang ditentukan, bersaing untuk mendapatkan hak jalan, atau menyalip secara gegabah.
- Membunyikan klakson dan menghidupkan mesin kendaraan secara terus-menerus; membunyikan klakson pada pukul 22.00 sampai dengan pukul 05.00 pagi, membunyikan klakson, menyalakan lampu jauh di wilayah perkotaan dan wilayah permukiman padat penduduk, kecuali kendaraan prioritas yang sedang bertugas sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
- Memasang serta menggunakan klakson dan lampu yang tidak sesuai dengan rancangan pabrik pembuatnya pada masing-masing jenis kendaraan bermotor; menggunakan peralatan audio yang mengganggu keselamatan lalu lintas dan ketertiban umum.
- Mengangkut barang terlarang, mengangkut secara ilegal atau tidak sepenuhnya mematuhi peraturan pengangkutan barang berbahaya dan satwa liar.
- Melakukan ancaman, penghinaan, perkelahian, atau bujukan kepada penumpang; memaksa penumpang untuk menggunakan jasa angkutan yang tidak sesuai dengan keinginannya; memindahkan atau menurunkan penumpang, atau melakukan perbuatan lain agar tidak terdeteksi adanya kendaraan yang kelebihan muatan atau kendaraan yang mengangkut penumpang melebihi jumlah yang ditentukan.
- Mengangkut barang dengan mobil tanpa memenuhi ketentuan bisnis yang ditentukan.
- Melarikan diri setelah menyebabkan kecelakaan untuk menghindari tanggung jawab.
- Ketika memiliki kondisi tetapi sengaja tidak menolong orang dalam kecelakaan lalu lintas.
- Pelanggaran terhadap kehidupan, kesehatan dan harta benda korban dan pelaku kecelakaan.
- Memanfaatkan kecelakaan lalu lintas untuk melakukan penyerangan, pengancaman, penghasutan, tekanan, mengganggu ketertiban, atau menghalangi penanganan kecelakaan lalu lintas.
- Memanfaatkan kedudukan, kekuasaan atau profesi sendiri atau orang lain untuk melanggar peraturan lalu lintas.
- Memproduksi, menggunakan, membeli atau menjual pelat nomor kendaraan bermotor dan sepeda motor khusus secara ilegal.
- Pelanggaran peraturan lalu lintas jalan dan tindakan lain yang membahayakan orang dan kendaraan yang berpartisipasi dalam lalu lintas jalan.
(Pasal 8 Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tahun 2008 sebagaimana diubah dengan Pasal 1, Pasal 35 Undang-Undang Tahun 2019 tentang Pencegahan dan Pengendalian Bahaya Minuman Keras dan Bir)
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)