Lebih dari selusin negara telah mengeluarkan peringatan perjalanan darurat, menyarankan warga negara mereka untuk menghindari atau meninggalkan Lebanon segera.
| Orang-orang berkumpul di dekat sebuah bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, 30 Juli. (Sumber: AP) |
Kedutaan Besar AS di Lebanon mendesak warga AS untuk meninggalkan Lebanon menggunakan "tiket apa pun yang dijual" di tengah kekhawatiran akan perang habis-habisan antara Israel dan Hizbullah serta konflik regional yang lebih luas, seperti dilaporkan AFP pada 3 Agustus.
Pernyataan dari lembaga tersebut mengatakan bahwa meskipun ada penangguhan dan pembatalan penerbangan, "opsi transportasi komersial untuk meninggalkan Lebanon tetap memungkinkan."
"Kami mendorong mereka yang ingin meninggalkan Lebanon untuk memesan tiket apa pun yang tersedia, meskipun tiket tersebut tidak berangkat segera atau melalui rute pilihan pertama mereka," tegas Kedutaan Besar AS.
Sebelumnya, pada 31 Juli, AS menyarankan warganya untuk tidak bepergian ke Lebanon dan untuk meninggalkan negara itu jika memungkinkan, dengan alasan meningkatnya ketegangan antara Israel dan kelompok bersenjata Hizbullah di Lebanon.
Menurut Anadolu , per tanggal 31 Juli, lebih dari selusin negara, termasuk AS, Inggris, dan Prancis, telah mengeluarkan peringatan perjalanan darurat, menyarankan warga negara mereka untuk menghindari atau meninggalkan Lebanon segera.
Ketegangan antara Israel dan Lebanon terjadi di tengah konflik antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan memicu krisis kemanusiaan, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik tersebut dapat menyebar ke seluruh wilayah.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/my-keu-goi-cong-dan-roi-khoi-lebanon-bang-bat-ky-ve-nao-dang-duoc-ban-281274.html










Komentar (0)