Pada tanggal 1 Mei, Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru yang menargetkan perusahaan-perusahaan di China dan negara-negara lain yang membantu Rusia memperoleh lebih banyak senjata untuk kampanye militernya di Ukraina.
Departemen Keuangan AS. (Sumber: AP) |
Washington telah menargetkan hampir 300 entitas di Rusia, China, dan negara lain yang dituduh mendukung kampanye militer khusus Presiden Vladimir Putin di Ukraina, Departemen Keuangan AS mengumumkan.
"Amerika Serikat, bersama banyak mitra internasionalnya, sangat prihatin terhadap entitas-entitas yang berbasis di Republik Rakyat Tiongkok dan negara-negara ketiga lainnya yang menyediakan masukan penting bagi basis industri militer Rusia," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Washington yakin bahwa dukungan ini memungkinkan Rusia untuk melanjutkan kampanye militer khususnya di Ukraina.
Selain China, entitas non-Rusia yang menjadi sasaran berlokasi di Azerbaijan, Belgia, Slovakia, Türkiye, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Sebagai bagian dari sanksi tersebut, kata pengumuman itu, Departemen Luar Negeri AS juga memasukkan individu dan perusahaan yang terlibat dalam sektor energi, pertambangan, dan logam Rusia ke dalam daftar hitam.
Sanksi Departemen Luar Negeri juga menargetkan individu yang terlibat dalam kematian pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny di penjara Siberia pada bulan Februari.
Presiden Rusia Vladimir Putin secara konsisten menentang sanksi AS dan Barat sebelumnya terhadap Moskow, menyebutnya sebagai “sanksi ilegal” terhadap negaranya.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)