Pemerintah Jerman telah memangkas perkiraannya dan memperkirakan ekonomi terbesar Eropa itu akan menyusut untuk tahun kedua berturut-turut karena harapan pemulihan yang didorong oleh konsumsi telah memudar, media lokal melaporkan.
Kementerian Ekonomi Jerman memperkirakan ekonomi Jerman menyusut 0,2% tahun ini, bukannya estimasi sebelumnya sebesar 0,3%, sebagaimana dilaporkan harian terkemuka Süddeutsche Zeitung pada 6 Oktober.
“Alih-alih mengalami percepatan, perekonomian terus ditandai oleh keengganan umum konsumen untuk berbelanja,” kata surat kabar Jerman tersebut.
Wakil Kanselir dan Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck. Foto: Yahoo!Finance
Meskipun ekonomi Jerman telah berjuang melawan resesi selama dua tahun berturut-turut, tidak semuanya suram. Pemerintah federal memproyeksikan prospek yang lebih optimis untuk tahun-tahun mendatang, lapor surat kabar Süddeutsche Zeitung.
Kementerian Ekonomi Jerman akan secara resmi mengumumkan prakiraan terbarunya untuk ekonomi nomor 1 Eropa pada 9 Oktober, dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 1,1% pada tahun 2025, naik dari 1% pada prakiraan sebelumnya. Pada tahun 2026, ekonomi diperkirakan tumbuh 1,6%.
Pemulihan yang lambat
Jerman adalah satu-satunya negara ekonomi besar yang mengalami resesi pada tahun 2023 karena negara maju di Eropa Barat ini bergulat dengan dampak perlambatan industri, berkurangnya pesanan ekspor, dan melonjaknya harga energi akibat konflik Rusia-Ukraina.
Harapan bahwa mendinginnya inflasi dan pemangkasan suku bunga pertama Bank Sentral Eropa (ECB) akan memacu pemulihan di Jerman tahun ini tampak semakin mustahil dalam beberapa bulan terakhir, karena permintaan domestik dan luar negeri masih lemah.
Lembaga ekonomi terkemuka di Jerman juga baru-baru ini menurunkan perkiraan mereka, sekarang memperkirakan ekonomi terbesar Uni Eropa akan stagnan atau menyusut sebesar 0,1% tahun ini.
Mereka bahkan lebih berhati-hati dalam perkiraan mereka untuk dua tahun ke depan, memangkas estimasi pertumbuhan mereka untuk tahun 2025 menjadi 0,8% dari 1,4% sebelumnya, dan memprediksi pertumbuhan hanya 1,3% pada tahun 2026.
Selain kesulitan ekonomi yang dihadapi Jerman, negara ini juga menghadapi tantangan seperti meningkatnya persaingan dari Tiongkok, kekurangan pekerja terampil, dan masalah terkait transisi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan.
Rencana pertumbuhan
Wakil Kanselir dan Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengakui kepada kantor berita DPA pada tanggal 7 Oktober bahwa perekonomian negara tersebut berkinerja buruk.
Namun, Tn. Habeck mengatakan kepada surat kabar Süddeutsche Zeitung bahwa "inisiatif pertumbuhan" yang diusulkan oleh pemerintah koalisi akan memainkan peran kunci dalam pemulihan ekonomi.
Langkah-langkah yang direncanakan Berlin meliputi pemotongan pajak, harga energi yang lebih rendah untuk industri, perampingan birokrasi, insentif bagi orang lanjut usia agar tetap bekerja dan kondisi yang lebih menarik bagi pekerja asing yang terampil.
"Perekonomian Jerman dapat tumbuh jauh lebih kuat dalam dua tahun ke depan jika langkah-langkah tersebut diterapkan sepenuhnya," ujar Bapak Habeck. Proposal tersebut masih perlu disetujui oleh parlemen Jerman.
Minh Duc (Menurut DW, Fortune)
[iklan_2]
Sumber: https://www.nguoiduatin.vn/nen-kinh-te-dau-tau-chau-au-vat-lon-voi-cuoc-suy-thoai-tiep-theo-204241008182733683.htm
Komentar (0)