Lebih dari 22 bulan setelah pecahnya konflik Rusia-Ukraina (Februari 2022), ketegangan di lapangan belum menurun.
Sebuah bangunan terbakar setelah serangan rudal di distrik Podilskyi, Kiev, Ukraina, pada 2 Januari. (Sumber: Getty) |
Dalam dua pengumuman pada awal 6 Januari, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa unit pertahanan udara negara itu menembak jatuh banyak rudal dan kendaraan udara tak berawak (UAV) dalam serangkaian serangan malam hari di Semenanjung Krimea dan wilayah Laut Hitam bagian barat.
Menurut pengumuman pertama Kementerian Pertahanan Rusia yang diposting di saluran Telegram, pasukan pertahanan udara mencegat 5 UAV di atas Laut Hitam sekitar pukul 8:00 malam pada tanggal 5 Januari (0:00 pagi pada tanggal 6 Januari, waktu Hanoi ).
Pengumuman kedua mengatakan bahwa empat rudal berpemandu Ukraina dicegat dan dihancurkan pada pukul 0:30 tanggal 6 Januari (4:30 waktu Hanoi pada hari yang sama) di langit Krimea.
Ukraina baru-baru ini meningkatkan serangan terhadap target-target Rusia di dalam dan sekitar Krimea. Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan telah menembak jatuh total 36 UAV Ukraina di atas Krimea pada 4 Januari.
Dalam perkembangan lainnya, Layanan Situasi Darurat Ukraina pada 5 Januari merilis gambar yang diklaim sebagai rudal balistik hipersonik Kinzhal Rusia. Pada 2 Januari, Kiev mengumumkan bahwa sistem pertahanan udara Patriot buatan AS telah menembak jatuh rudal tersebut.
Di saluran Telegramnya, Layanan Situasi Darurat Ukraina mengunggah gambar yang memperlihatkan sebuah derek tengah mengangkat pecahan rudal dari tanah.
“Di Kiev, para insinyur menetralkan hulu ledak rudal hipersonik Kinzhal yang diluncurkan dari udara,” kata laporan itu.
Namun, kantor berita Klaim ini tidak dapat segera diverifikasi.
Sebelumnya, pada tanggal 2 Januari, Kiev mengonfirmasi telah menembak jatuh 10 rudal Kinzhal yang digunakan oleh Moskow dalam gelombang serangan udara skala besar yang menargetkan kota-kota di wilayah Ukraina, menewaskan 6 orang.
Kinzhal merupakan bagian dari persenjataan yang dinyatakan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin tidak mungkin untuk dicegat karena rudal tersebut dapat melaju dengan kecepatan hingga Mach 10.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)