Berdasarkan Surat Keputusan No. 1123/CD-TTg tertanggal 18 November 2023 dari Perdana Menteri tentang penguatan pengelolaan dan penggunaan faktur elektronik, yang berkontribusi pada transformasi digital, Perdana Menteri meminta kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah untuk segera memperkuat penerapan solusi yang tepat, layak, dan efektif untuk memantau, memperkuat pengawasan, dan pemeriksaan penerbitan serta penggunaan faktur elektronik secara ketat. Khususnya penerbitan faktur elektronik di SPBU eceran bagi pelanggan untuk setiap penjualan, memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan menindak tegas setiap pelanggaran.
Direktorat Jenderal Pajak telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 5080/TCT-DNL tertanggal 13 November 2023 yang meminta kepada seluruh instansi perpajakan di semua tingkatan untuk segera memahami situasi terkini penerapan faktur elektronik pada setiap penjualan di SPBU setempat.
Hal ini memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan dan penggunaan faktur, dan sekaligus mencegah praktik penjualan tanpa faktur dalam kegiatan bisnis perminyakan.

Saat ini, dasar hukum penerbitan faktur elektronik untuk setiap penjualan bahan bakar minyak telah diatur. Khususnya: Berdasarkan Pasal 1, Pasal 90 Undang-Undang Administrasi Perpajakan No. 38/2019/QH14 tanggal 13 Juni 2019 tentang Prinsip Pembuatan, Pengelolaan, dan Penggunaan Faktur Elektronik: “1. Dalam hal penjualan barang atau penyediaan jasa, penjual wajib membuat faktur elektronik untuk diserahkan kepada pembeli dalam format data standar dan wajib mencatat isinya secara lengkap sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan peraturan perundang-undangan akuntansi, tanpa memperhitungkan nilai setiap penjualan barang atau penyediaan jasa”.
* Poin i, Klausul 4, Pasal 9 Keputusan Pemerintah No. 123/2020/ND-CP tanggal 19 Oktober 2020 tentang Faktur dan Dokumen menetapkan: "i) Waktu penerbitan faktur elektronik untuk penjualan bensin di toko eceran kepada pelanggan adalah waktu penyelesaian penjualan bensin untuk setiap penjualan. Penjual wajib memastikan bahwa semua faktur elektronik tersimpan sepenuhnya untuk penjualan bensin kepada pelanggan perorangan, perorangan, dan memastikan bahwa faktur tersebut dapat dicari ketika diminta oleh otoritas yang berwenang."
* Poin c, Klausul 14, Pasal 10 Keputusan No. 123/2020/ND-CP tentang isi faktur menetapkan: “… Untuk faktur elektronik untuk penjualan bensin kepada orang pribadi non-bisnis, tidak diperlukan indikator berikut: nama faktur, nomor model faktur, simbol faktur, nomor faktur; nama, alamat, kode pajak pembeli, tanda tangan elektronik pembeli; tanda tangan digital, tanda tangan elektronik penjual, tarif pajak pertambahan nilai”.

* Butir a, Klausul 3, Pasal 22 Keputusan No. 123/2020/ND-CP tentang metode dan waktu pemindahan data faktur elektronik juga menetapkan: “… Khusus untuk penjualan bensin kepada pelanggan, penjual wajib meringkas data seluruh faktur penjualan bensin pada hari tersebut per item untuk ditampilkan pada tabel ringkasan data faktur elektronik dan mentransfer tabel ringkasan data faktur elektronik ini pada hari yang sama.”
Sektor perpajakan menghendaki unit dan badan usaha agar lebih gencar melakukan sosialisasi serta pembinaan kepada toko dan badan usaha yang bergerak di bidang perdagangan minyak bumi di daerah agar segera melaksanakan solusi penerbitan faktur elektronik setelah setiap penjualan sesuai ketentuan; yang mana ditegaskan bahwa perlu dilakukan pengawasan ketat terhadap penerbitan dan penggunaan faktur elektronik pada umumnya dan faktur elektronik untuk minyak bumi pada khususnya; melakukan deteksi dan menindak tegas tindakan penerbitan dan penggunaan faktur serta dokumen yang tidak sesuai ketentuan.
Sumber
Komentar (0)