Sejak pagi, rumah panggung Tuan Lu Van Dung, seorang etnis Khmu di Desa Yen Son, Kecamatan Yen Na, telah dipenuhi orang-orang, dipenuhi tawa dan obrolan. Hari ini, semua orang datang untuk bergabung dengan keluarga Tuan Son dalam persiapan menyambut datangnya beras baru. Di halaman yang luas, beberapa perempuan di desa menyiapkan sesaji bersama. Ada yang menggunakan beras ketan baru untuk membuat nasi ketan, ada pula yang memanggang ikan sungai, membuat arak beras, ayam rebus, sayuran liar... hasil bumi dari pegunungan dan hutan, serta hasil jerih payah penduduk setempat.
Setelah semuanya siap, pada waktu yang tepat, Tuan Lu Van Dung, dengan mengenakan pakaian adat, dengan khidmat melaksanakan upacara "Ma Ma Hum Me" (persembahan beras baru). Pemilik rumah dengan penuh hormat berdoa kepada para leluhur, langit dan bumi, serta para dewa agar mereka menyaksikan dan memberkati keluarga dan penduduk desa dengan kesehatan yang baik, panen yang melimpah di musim berikutnya, serta persatuan dan kebahagiaan bagi para keturunan.
![]() |
Masyarakat suku Khmu langsung mengambil beras ketan dari hamparan sawah yang paling indah untuk dijadikan nasi ketan yang dipajang di nampan persembahan. |
![]() |
Saat di rumah, bunga beras ketan direbus untuk menghasilkan butiran beras baru yang lezat. |
Perwakilan dari tokoh masyarakat, tokoh masyarakat, dan penduduk desa juga turut hadir untuk berbagi kebahagiaan dengan keluarga atas beras baru ini. Bapak Oc Van Toan, tetua desa, menjelaskan: “Ada banyak hidangan tradisional masyarakat Khmu yang hanya disajikan saat memuja leluhur, dewa hutan, dewa ladang, atau saat menerima tamu kehormatan. Nampan sesaji untuk perayaan beras baru ini tidak boleh kurang dari beras, ketan baru, ayam, dan ikan, yang melambangkan kelimpahan dan keharmonisan antara langit, bumi, dan manusia.”
Setelah upacara, dilanjutkan dengan festival, di mana guci anggur dibuka untuk dinikmati bersama hidangan khas suku setempat. Menurut penduduk desa, perayaan padi baru merupakan kegiatan budaya yang unik, tidak hanya mengungkapkan rasa syukur kepada langit dan bumi, dewa, dan leluhur, tetapi juga mencerminkan semangat solidaritas dan berbagi dalam komunitas. Setiap hidangan, setiap ritual berkaitan erat dengan kehidupan produksi dan kerja, mencerminkan hubungan harmonis antara manusia dan alam. Bapak Lu Van Dung mengatakan bahwa perayaan padi baru telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan spiritual masyarakat suku tersebut. "Saat ini, meskipun kehidupan telah banyak berubah, keluarga dan masyarakat masih melestarikan keindahan budaya untuk mengajarkan anak cucu mereka menghargai hasil kerja keras dan mensyukuri akar mereka," ungkap Bapak Dung.
![]() |
Menyediakan nampan pada perayaan nasi baru dengan berbagai hidangan khas masyarakat. |
![]() |
Pejabat dan masyarakat setempat minum anggur beras untuk berbagi kegembiraan dengan tuan rumah. |
Bapak Vi Tien Dung, Kepala Dinas Kebudayaan dan Kemasyarakatan Kelurahan Yen Na, mengatakan: "Pemerintah daerah senantiasa mendorong setiap rumah tangga untuk menyelenggarakan dan menyelenggarakan perayaan beras baru guna berkontribusi dalam melestarikan nilai-nilai budaya bangsa yang unik. Dengan demikian, hal ini akan membangkitkan kebanggaan nasional, mempererat persatuan bangsa, mendorong gerakan "Semua orang bersatu membangun kehidupan budaya" dan program pembangunan pedesaan baru kelurahan."
Berkat perhatian pemerintah dan kesadaran masyarakat dalam melestarikan budaya, perayaan beras baru di Kelurahan Yen Na semakin tertata secara sistematis, membawa banyak nilai spiritual. Pemerintah daerah berharap dalam waktu dekat, perayaan beras baru ini akan diselenggarakan bersamaan dengan kegiatan pertukaran budaya, pertunjukan kuliner , dan pengenalan kerajinan tradisional, sehingga dapat menarik wisatawan untuk merasakannya.
HIEU AN
Sumber: https://www.qdnd.vn/van-hoa/doi-song/nghe-an-le-mung-lua-moi-cua-dong-bao-dan-toc-kho-mu-o-xa-vung-cao-882626
Komentar (0)