Orang Jerman terkenal dengan keterikatan mereka pada uang tunai, tetapi lebih dari dua dekade setelah diperkenalkannya euro, jutaan koin Mark Jerman (DM) lama dan uang kertas berwarna-warni masih tersimpan di laci banyak orang.
Meskipun sebagian koin kuno ini berada di tangan orang Jerman atau kolektor yang bernostalgia, dan sebagian mungkin digunakan sebagai suvenir yang dibawa pulang oleh wisatawan dari seluruh dunia selama bertahun-tahun, para ahli mengatakan bahwa negara-negara yang dulu menggunakan DM sebagai mata uang cadangan masih menyimpan sebagian. Dari 162,3 miliar DM yang beredar pada tahun 2002, lebih dari setengahnya belum kembali ke Jerman dalam dua dekade terakhir.
Menurut Bundesbank (bank sentral Jerman), pada akhir tahun 2023, akan ada 12,24 miliar DM yang masih beredar di Jerman, termasuk 5,68 miliar DM dalam bentuk uang kertas dan 6,56 miliar DM dalam bentuk koin. Bahkan untuk ekonomi terbesar di Uni Eropa (UE), jumlah uang yang menganggur ini sangat signifikan, terutama di saat pemerintah sedang mencari pendanaan untuk proyek infrastruktur seperti transisi energi hijau dan peningkatan jalur kereta api yang krusial bagi masa depan ekonomi negara. Bundesbank selalu siap menukarkan DM dengan EUR bagi siapa pun yang membutuhkannya di cabang Bundesbank mana pun dalam jumlah berapa pun. Nilai tukar ditetapkan pada 1 EUR = 1,95583 DM dan layanan ini gratis.
Pada tahun 2023, lebih dari 90.000 orang menukarkan lebih dari 53 juta DM dengan 27 juta EUR, meningkat dari tahun 2022. Dari jumlah tersebut, dua pertiganya berupa uang kertas, dan sepertiganya berupa koin. Yang penting, Bundesbank meyakinkan masyarakat bahwa tidak ada rencana untuk menghentikan layanan ini. Negara-negara lain yang menggunakan EUR hanya menawarkan kesempatan terbatas untuk menukarkan uang. Di Prancis, penimbun Franc memiliki waktu hingga 31 Maret 2008 untuk menukarkan uang mereka. Yunani sedikit lebih murah hati dan memberi waktu hingga Maret 2012 bagi warganya untuk menukarkan Drachma mereka. Untungnya, bagi warga Jerman, tidak ada yang terburu-buru, terutama karena banyak yang masih merindukan kenangan masa lalu.
Menurut riset terbaru Forsa Market Research Institute, pada tahun 2021, meskipun terjadi peningkatan pembayaran non-tunai, uang tunai tetap menjadi alat pembayaran harian yang paling sering digunakan di Jerman, dengan 58% barang dan jasa dibeli secara tunai. Khususnya, pengunjung Jerman juga dapat melihat uang kertas triliunan DM yang dicetak selama periode hiperinflasi di Republik Weimar (Jerman, 1921-1923). Krisis ekonomi yang parah ini ditandai dengan inflasi yang sangat tinggi. Faktor-faktor yang menyebabkannya antara lain reparasi perang, pencetakan uang yang berlebihan, dan keruntuhan ekonomi.
Uang kertas DM sangat berharga sebagai barang koleksi atau artefak bersejarah. Uang kertas ini berfungsi sebagai pengingat era hiperinflasi. Uang kertas DM 100 triliun sangat dicari karena nilai historisnya. Uang kertas ini merupakan salah satu suvenir Berlin yang paling berharga. DM juga mengingatkan warga Jerman dan pengunjung akan perjalanan bersejarah Jerman dari awal abad ke-20 hingga reunifikasi Jerman pada tahun 1991 dan masuknya Jerman ke zona euro, yang mengakhiri misi DM.
HUY QUOC
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)