Media sosial, jika digunakan dengan benar, bukan hanya alat bagi lansia untuk "mengikuti perkembangan zaman", tetapi juga wadah untuk menumbuhkan semangat positif, meningkatkan interaksi sosial, dan menjembatani kesenjangan antargenerasi. Ketika lansia tahu cara melindungi diri dari jebakan teknologi, media sosial akan benar-benar menjadi ruang yang sehat, aman, dan berharga.
Karena transformasi digital tengah berlangsung pesat, jejaring sosial tidak hanya menjadi taman bermain bagi generasi muda, tetapi juga menjadi alat penting untuk membantu para lansia memperluas komunikasi, terhubung dengan teman dan keluarga, serta mengakses beragam sumber informasi.
Di Provinsi Lao Cai, banyak lansia yang perlahan menjadi "warga internet" aktif, hidup bahagia dan sehat di dunia digital. Namun, selain manfaatnya, perkembangan ini juga menimbulkan tantangan besar dalam hal keamanan informasi, karena lansia menjadi rentan terhadap penipuan dan eksploitasi canggih melalui trik daring.
Ibu Nguyen Thi Kim Dung, 65 tahun, dari Kelurahan Coc San, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Asosiasi Lansia Kelurahan Dong Tuyen (sebelum penggabungan), mengenal jejaring sosial dari tahun 2013 hingga 2014. Kini, Facebook telah menjadi "teman" yang tak terpisahkan dalam keseharian Ibu Dung. Di halaman pribadinya, beliau membagikan foto-foto keluarga yang hangat, piknik bersama teman-teman, dan kegiatan komunitas.

Namun, Ibu Dung juga memperingatkan tentang potensi risiko ketika lansia yang belum berpengalaman mudah tertipu secara daring. Ia telah menemukan situs web palsu yang menawarkan hadiah atau promosi yang tidak transparan.
Ibu Dung mengaku: "Saya selalu berhati-hati, tidak pernah mengklik tautan yang aneh, dan sering mengingatkan teman-teman seusia untuk selalu waspada, agar tidak menjadi korban tipu daya yang canggih."

Pandangan serupa juga disampaikan oleh Ibu Nguyen Thi Xuan Phuong, 67 tahun, dari Kelurahan Coc San. Ibu Phuong mengatakan bahwa jejaring sosial merupakan alat yang bermanfaat baginya untuk berkomunikasi dengan teman sebaya, terutama dalam kelompok lansia, mantan guru, dan teman sekelas. Kegiatan komunitas tidak hanya membantu para lansia bertemu langsung, tetapi juga memperluas komunikasi melalui dunia maya, tempat orang-orang berbagi latihan fisik, tarian daerah, dan informasi kesehatan praktis. Beliau juga secara khusus menekankan peran propaganda dan sesi pelatihan yang diselenggarakan oleh kepolisian setempat, yang membantu masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penipuan dan iklan barang palsu daring. Dengan demikian, peringatan dari masyarakat dapat disebarkan, yang berkontribusi untuk melindungi para lansia dari bahaya yang tidak perlu.
“Dengan adanya informasi dari kepolisian dan otoritas setempat mengenai penipuan daring, saya dan semua orang semakin waspada dan menjauhi tautan atau iklan yang tidak jelas,” ujar Ibu Phuong.

Di kelurahan Lao Cai, Ibu Ly Thi May, 57 tahun, menggunakan jejaring sosial untuk berkomunikasi dalam pekerjaan. Setelah pensiun, beliau menggunakan platform digital untuk berbagi tentang kehidupan, perjalanan, dan mengakses informasi. Dengan bantuan anak dan cucunya serta belajar mandiri, lansia seperti Ibu May dapat sepenuhnya menguasai jejaring sosial jika mereka tahu cara menggunakannya dengan benar dan tetap waspada terhadap informasi negatif.
“Saya biasanya mempertimbangkan dengan matang sebelum berbagi, tidak terburu-buru mempercayai atau menyebarkan berita bohong, dan selalu waspada,” ungkap Ibu May.
Di usianya yang ke-76, Ibu Nguyen Thi Dan, Kelurahan Lao Cai, rutin menggunakan media sosial untuk mengunggah kegiatan sehari-harinya seperti berjalan kaki, bergabung dengan kelompok pensiunan, dan berbagi pelajaran hidup. Sebagai anggota aktif kelompok mantan kader Sekolah Menengah Le Hong Phong, Ibu Dan percaya bahwa media sosial tidak hanya membantunya terhubung dengan teman-teman, tetapi juga memperluas pemahaman sosialnya.

Tak dapat dipungkiri, jejaring sosial memberikan banyak manfaat bagi lansia, seperti tetap terhubung dengan kerabat, memperbarui berita dengan cepat, berpartisipasi dalam aktivitas komunikasi kolektif melalui ruang digital, serta meningkatkan kehidupan spiritual dan kesehatan. Namun, di samping aspek positifnya, risiko penipuan dan peniruan identitas daring juga menjadi tantangan besar. Trik seperti ajakan untuk menerima hadiah, hadiah palsu, iklan produk yang tidak diketahui asalnya, dapat dengan mudah merugikan lansia jika mereka kurang waspada dan kurang memiliki pengetahuan digital.
Untuk memaksimalkan manfaat jejaring sosial, lansia perlu dibekali pengetahuan untuk mengidentifikasi risiko, menggunakan teknologi dengan aman, dan menerima dukungan tepat waktu dari keluarga, masyarakat, dan otoritas lokal. Propaganda dan sesi pelatihan keterampilan digital khusus untuk lansia telah banyak digunakan, membantu mereka merasa percaya diri dan aman saat memasuki "dunia digital".
Sumber: https://baolaocai.vn/nguoi-gia-tiep-can-mang-xa-hoi-post880863.html
Komentar (0)