Negara kita secara umum, dan Quang Ninh khususnya, memiliki peninggalan, warisan, dan aset yang sangat berharga yang berkontribusi pada posisi merek nasional, etnis, dan lokal. Warisan budaya ini tidak hanya memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat, berkontribusi dalam meneguhkan kebanggaan nasional, tetapi juga menjadi sumber daya bagi pembangunan sosial -ekonomi, terutama di masa kini.
Konsep Ekonomi Warisan Budaya pertama kali diperkenalkan di Provinsi Nghe An pada tahun 2013. Pada bulan Mei 2019, Provinsi Nghe An menyelenggarakan lokakarya ilmiah bertema "Melestarikan dan Mempromosikan Nilai Warisan Budaya yang Berkaitan dengan Pembangunan Ekonomi" dengan tema "Ekonomi Warisan Budaya - Sebuah Penggerak Pertumbuhan Baru". Pada tanggal 21 Desember 2024, di Distrik Van Don, Dewan Redaksi Majalah Komunis, Dewan Teori Pusat, dan Komite Partai Provinsi Quang Ninh juga menyelenggarakan lokakarya ilmiah bertema "Beberapa Isu Teoritis dan Praktis dalam Mendorong Penggerak Pertumbuhan Baru - Sebuah Perspektif dari Praktik Pembangunan Ekonomi Warisan Budaya di Provinsi Quang Ninh". Para delegasi yang terdiri dari akademisi, pakar, pemimpin, dan manajer dari seluruh negeri berpartisipasi dalam berbagai solusi dan rekomendasi bagi Provinsi Quang Ninh khususnya dan seluruh negeri pada umumnya untuk terus mengembangkan ekonomi warisan budaya secara efektif, yang menunjukkan pentingnya peran bidang ini.
Ekonomi warisan dipahami sebagai bidang studi dan praktik yang berfokus pada pemanfaatan dan eksploitasi aset budaya, sejarah, dan alam untuk menciptakan nilai ekonomi. Hal ini mencakup kegiatan-kegiatan seperti konservasi warisan budaya, pengembangan pariwisata warisan, dan pemanfaatan sumber daya warisan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, selain pemikiran pembangunan yang berbasis pada pilar-pilar ekonomi, lingkungan, dan sosial, para pengelola, peneliti, dan praktisi warisan semakin menekankan pentingnya warisan sebagai faktor penting dalam pembangunan berkelanjutan. Menurut para pakar ekonomi dan budaya, pembangunan ekonomi warisan dapat berkontribusi pada konservasi warisan.
Secara spesifik, pengembangan wisata warisan budaya dapat menghasilkan pendapatan, sehingga menciptakan sumber daya keuangan untuk berinvestasi dalam konservasi, perbaikan, dan pemeliharaan warisan budaya. Selain itu, kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan warisan budaya sering kali disertai dengan edukasi dan propaganda, yang membantu masyarakat dan wisatawan lebih memahami nilai warisan budaya, sehingga meningkatkan kesadaran akan perlindungan. Pembangunan ekonomi warisan budaya juga dapat menciptakan lapangan kerja dan peluang bagi masyarakat lokal, mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam konservasi warisan budaya komunitas mereka. Dengan mengembangkan model pariwisata berkelanjutan, konservasi warisan budaya dapat dipadukan dengan kegiatan ekonomi, mengurangi tekanan terhadap sumber daya, dan melindungi lingkungan. Selain itu, pembangunan ekonomi warisan budaya dapat mendorong industri terkait seperti kuliner, seni, dan kerajinan tradisional, sehingga menciptakan rantai nilai yang berkelanjutan. Singkatnya, pembangunan ekonomi warisan budaya tidak hanya membantu melestarikan nilai-nilai budaya dan sejarah, tetapi juga mendorong pembangunan berkelanjutan bagi masyarakat lokal.
Menurut Profesor Madya, Dr. Le Thi Thu Hien, Direktur Departemen Warisan Budaya (Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata), warisan budaya memegang posisi penting terdepan dalam upaya membangun dan mengembangkan budaya Vietnam yang maju dan berjiwa nasional. Pencapaian upaya perlindungan dan promosi nilai warisan budaya akhir-akhir ini merupakan kenyataan nyata, yang menegaskan posisi budaya Vietnam sebagai tujuan sekaligus penggerak proses pembangunan.
"Vietnam memiliki potensi warisan yang besar. Namun, menurut para ahli, bagaimana kita dapat membangkitkan dan memanfaatkan potensi tersebut secara maksimal, terutama di bidang pariwisata, bukanlah tugas yang mudah. Hal ini tidak hanya bergantung pada sumber daya dan pendanaan, tetapi masalah mendasarnya mungkin masih terletak pada kesadaran dan pemikiran kreatif," tegas Profesor Madya, Dr. Le Thi Thu Hien.
Sumber
Komentar (0)