Pada tanggal 6 Agustus, Dr. Pham Anh Ngan (Rumah Sakit Universitas Kedokteran dan Farmasi - Kampus 3, Kota Ho Chi Minh) mengatakan bahwa makanan yang kita konsumsi sedikit banyak akan mengaktifkan respons otak dan memengaruhi kesehatan otak dalam jangka panjang. Ada kelompok makanan yang menyebabkan penurunan koneksi saraf, mengurangi plastisitas saraf, dan memiliki efek jangka panjang pada area otak yang berkaitan dengan memori dan koordinasi motorik. Sebaliknya, ada juga kelompok makanan—herbal—yang telah diteliti perannya sebagai antioksidan, melindungi sel saraf, membantu meningkatkan daya ingat, dan mengatur emosi.
Minuman manis
Menurut Dr. Ngan, minuman manis, termasuk minuman ringan dan minuman olahraga , telah terbukti meningkatkan risiko gangguan yang memicu diabetes tipe 2, serta risiko demensia dini. Gula rafinasi (gula putih dan gula dari biji-bijian) memiliki IG (Indeks Glikemik) yang tinggi, yang berarti cepat diserap tubuh dan meningkatkan kadar insulin dalam darah.
Minuman manis dengan GI tinggi memiliki efek buruk pada memori baik pada anak-anak maupun orang dewasa
FOTO ILUSTRASI: PEXELS
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa makanan dengan indeks glikemik tinggi memiliki efek buruk pada daya ingat, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Selain itu, pemanis buatan, seperti aspartam, yang terdapat dalam makanan bebas gula, telah dikaitkan dengan gangguan perilaku dan kognitif, alih-alih gula rafinasi.
"Aspartam dapat melewati sawar darah-otak, mengganggu neurotransmisi, dan menyebabkan dampak negatif pada emosi dan kemampuan berpikir. Menurut rekomendasi, seseorang dengan berat badan 68 kg hanya boleh mengonsumsi maksimal sekitar 3.400 mg aspartam per hari. Tergantung mereknya, satu bungkus pemanis buatan mengandung sekitar 35 mg aspartam dan sekaleng soda diet (340 ml) mengandung sekitar 180 mg," ujar Dr. Ngan.
Makanan olahan
Makanan olahan meningkatkan kelebihan lemak pada organ, yang menyebabkan hilangnya jaringan otak.
Salah satu efek makanan olahan pada otak adalah berkurangnya faktor neurotropik seperti BDNF (faktor neurotropik yang diturunkan dari otak). BDNF ditemukan di berbagai lokasi di otak, termasuk hipokampus, yang berperan dalam pembelajaran dan memori jangka panjang.
Selain gula dan lemak dalam makanan olahan, alkohol dan nikotin dari asap rokok juga berbahaya bagi fungsi otak.
Gula dan lemak dalam makanan olahan buruk bagi kesehatan otak.
FOTO ILUSTRASI: PEXELS
Efek jangka panjang dari zat-zat dalam makanan yang berdampak negatif pada otak telah dipelajari:
- Peningkatan risiko gangguan kognitif dan kehilangan memori. Menyebabkan atrofi area otak tertentu dan mengurangi kemampuan transmisi informasi antar sel otak.
- Perubahan fungsi neurotransmitter, menyebabkan ketidakseimbangan neurotransmitter seperti serotonin, dopamin, dan GABA di otak.
- Meningkatnya proses penuaan otak.
- Meningkatnya risiko gangguan neurologis yang memengaruhi sel-sel otak khusus seperti oligodendrosit.
"Sebaliknya, banyak penelitian menunjukkan bahwa beberapa makanan dan herbal memiliki efek suportif pada aktivitas otak, serta melindungi sel-sel saraf. Oleh karena itu, memilih makanan sehat akan baik untuk otak khususnya dan kesehatan secara umum," ujar Dr. Ngan.
Sumber: https://thanhnien.vn/nhung-loai-thuc-an-nuoc-uong-anh-huong-khong-tot-den-nao-bo-185240806121826057.htm
Komentar (0)