Tidak semua yang menjadi tradisi sudah ketinggalan zaman, keindahan budaya membaca surat kabar tetap dilestarikan dari generasi ke generasi dan terus diperkuat. Melalui proses pembentukan dan perkembangannya, dari masa-masa awal pers revolusioner Vietnam hingga saat ini, pers senantiasa mendampingi upaya melindungi dan membangun negara. Barangkali dari sejarah itulah, surat kabar masih menjadi sebuah metode, sumber informasi terpercaya bagi para pembaca.
Saat ini, banyak pembaca masih mempertahankan kebiasaan membaca koran setiap hari. Mereka seringkali menghabiskan berjam-jam untuk membaca isi publikasi. Membaca koran cetak lebih nyaman dan lebih lama untuk dilupakan karena pembaca memiliki lebih banyak waktu untuk merenungkan setiap baris teks. Sementara bagi pembaca yang mengakses platform koran daring biasa, situs web atau jejaring sosial hanya bertahan beberapa menit, karena terlalu banyak informasi dan terlalu banyak pilihan.
Para pembaca mengunjungi stan pameran dan membaca edisi musim semi Koran Jurnalis & Opini Publik. Foto: Le Tam
Berbicara kepada wartawan surat kabar Jurnalis dan Opini Publik, sejarawan Duong Trung Quoc mengatakan: teknologi berkembang pesat, segala sesuatu dalam hidup terjadi dengan cepat, orang-orang merasa waktu semakin singkat. Selain itu, banyaknya media baru yang bermunculan, membuat budaya membaca koran kertas, meskipun telah ada selama ribuan tahun, terancam punah. Hal ini telah diprediksi dan telah ada sejak lama, tetapi kenyataannya jelas tidak demikian. Memang jumlahnya dapat berkurang, tetapi jelas tidak ada yang dapat menggantikan koran kertas atau buku. Karena kita juga harus memikirkan nilai materialnya. Saat ini, di mana pun, di rumah, di meja kerja, di tempat umum, koran kertas selalu hadir sebagai kebutuhan penting.
Di tengah tren masyarakat dan rumah tangga yang memanfaatkan teknologi untuk mengakses informasi secepat mungkin, masih banyak orang yang setia pada surat kabar. Mempertahankan kebiasaan menggunakan surat kabar untuk mendapatkan informasi membantu mereka untuk tidak bergantung pada teknologi, dan tidak terpengaruh oleh dampak negatif teknologi yang memengaruhi kesehatan mereka.
"Tentu saja, manusia masih memiliki kebutuhan yang sama seperti dalam kehidupan manusia. Membaca koran memiliki efek tersendiri, berbeda dengan membaca daring yang utamanya untuk mencari informasi, tetapi membaca koran atau buku justru memiliki inspirasi. Saya pikir seseorang yang memegang koran akan terlihat lebih elegan daripada mereka yang hanya membenamkan wajah di ponsel, membaca koran atau buku adalah sesuatu yang tak tergantikan," komentar sejarawan Duong Trung Quoc.
Sejarawan Duong Trung Quoc. Foto: VOV
Sejarawan Duong Trung Quoc berkata: "Perayaan pertama tahun ini, Festival Koran Musim Semi atau Festival Koran Nasional, adalah sesuatu yang kita semua nantikan. Layaknya siklus waktu, pada saat ini masyarakat ingin mengakses pengetahuan dan informasi tentang kondisi sosial-ekonomi tahun lalu. Bahkan, penerbitan koran Tet dan koran Musim Semi juga membutuhkan lebih banyak upaya dan kecerdasan, sehingga kualitasnya selalu lebih tinggi dan hasil cetakannya tentu lebih indah. Itulah sebabnya banyak orang berpartisipasi dalam Festival Koran Musim Semi atau Festival Koran Nasional, menjadikannya kebiasaan tahunan, sebuah tradisi yang tak mudah ditinggalkan."
Setiap tahun, Festival Pers Musim Semi dan Festival Pers Nasional diselenggarakan dengan berbagai jenis media, termasuk: surat kabar cetak, surat kabar elektronik, buku, foto seni, dan foto berita dari berbagai kantor berita di seluruh negeri. Acara ini secara bertahap telah menjadi kegiatan spiritual dan budaya, menjadi tradisi tahunan pers nasional. Acara ini juga menarik perhatian publik, turut membangkitkan semangat, memotivasi semua lapisan masyarakat dan tim pers untuk menyambut musim semi yang hangat dan penuh sukacita.
Selama bertahun-tahun, Festival Surat Kabar Musim Semi atau Festival Surat Kabar Nasional secara bertahap telah menjadi kegiatan yang tak terpisahkan, tempat berkumpulnya produk-produk spiritual, diperkenalkannya surat kabar musim semi, dan kesempatan bagi orang-orang untuk duduk dan membandingkan, serta memahami lebih lanjut tentang keunikan masing-masing kantor redaksi. Bersama-sama, "menilai" isi dan bentuk surat kabar musim semi dan surat kabar Tet, komentar, dan ulasan akan menjadi sumber motivasi bagi kantor redaksi untuk terus meningkatkan kualitas produk pers mereka.
Festival Surat Kabar Musim Semi dan Festival Surat Kabar Nasional telah menjadi ajang untuk mengapresiasi publikasi pers yang luar biasa dan mempromosikan budaya membaca di masyarakat. Foto: Le Tam
Festival Pers Musim Semi merupakan kesempatan untuk mengapresiasi pencapaian inovasi pers nasional, wadah bagi para jurnalis untuk bertemu dan bertukar pikiran dengan banyak pembaca, pemirsa radio, dan televisi. Festival ini juga merupakan kesempatan untuk menghubungkan pers dengan pemerintah daerah dan pelaku bisnis, menciptakan kondisi bagi masyarakat untuk menikmati karya-karya pers yang berdedikasi, kreatif, dan menarik dari para jurnalis sepanjang tahun lalu.
Tak hanya berhenti di Festival Pers, di akhir program, penyelenggara kerap membagikan publikasi pers dan koran musim semi kepada perpustakaan, balai budaya di daerah terpencil, dan penjaga perbatasan yang bertugas di perbatasan dan kepulauan. Dari sana, kegiatan ini turut menyebarkan nilai-nilai budaya tradisional membaca koran kepada khalayak yang lebih luas.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)