Tuan Thaksin (kanan) makan malam dengan Perdana Menteri Srettha ketika ia kembali ke kampung halamannya di Chiang Mai pada tanggal 15 Maret.
Bangkok Post pada tanggal 17 Maret mengutip mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra yang menyerukan para kritikus untuk fokus pada isu-isu yang lebih penting daripada meneliti setiap tindakannya di depan umum.
Pernyataan tersebut muncul setelah munculnya kritik sejak ia kembali ke negaranya pada 22 Agustus. Ia diampuni pada 18 Februari setelah enam bulan ditahan, dan selama itu ia dirawat di rumah sakit.
Kepulangannya dari tahanan dan 15 tahun pengasingannya disambut dengan reaksi beragam, Reuters melaporkan bahwa kehadirannya akan mengubah lanskap politik di Thailand.
Para pencela juga mengkritik kepulangannya ke kampung halamannya di provinsi Chiang Mai, tempat partai Pheu Thai kuat.
"Drama itu tidak nyata. Itu saja," katanya tentang serangkaian cerita yang mengangkatnya sebagai subjek.
Bahkan di Chiang Mai, katanya, para kritikus terus mempertanyakan mengapa ia tampak sehat dan tidak sakit parah seperti yang dikatakannya saat diampuni.
Mantan Perdana Menteri Thaksin mengatakan kondisi mentalnya yang membaik telah menutupi kelemahan fisiknya. Ia juga senang memiliki kesempatan untuk kembali ke tanah air dan berkumpul kembali dengan keluarganya setelah 17 tahun di pengasingan, sehingga kesehatannya telah membaik secara signifikan.
Namun, ia mengatakan masih mengalami masalah pada tulang dan beberapa saraf di leher dan punggungnya, serta masih mengalami gejala pasca-Covid-19. Sebelumnya, ia dirawat di unit perawatan intensif hingga sembilan hari ketika terinfeksi Covid-19.
"Sekarang saya kembali dan jika ada yang tidak menyukai saya, mereka bisa menjalani hidup mereka dan saya akan menjalani hidup saya (tanpa mengganggu satu sama lain)," katanya.
Dalam perkembangan lain, Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin pada 16 Maret menolak kritik bahwa Thailand "memiliki dua perdana menteri", setelah ia bertemu dengan Tn. Thaksin di Chiang Mai.
Perdana Menteri Srettha mengatakan ia membahas isu-isu ekonomi dan ingin mendengar nasihat dari Bapak Thaksin selama makan malam tersebut, mengingat Bapak Thaksin adalah seorang ekonom ternama. Mereka juga membahas isu pengelolaan ekonomi selama masa jabatan Bapak Thaksin, menurut perdana menteri saat ini.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)