Pada tanggal 16 Juli, di Gedung DPR, telah diselenggarakan rapat pleno untuk membahas sejumlah isu pokok mengenai penerimaan dan revisi Rancangan Undang-Undang tentang Pengawasan DPR dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (perubahan), dengan fokus pada pengaturan pengawasan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Wakil Ketua Majelis Nasional, Tran Quang Phuong, yang hadir dan berbicara di konferensi tersebut, menyatakan bahwa rancangan undang-undang harus stabil, sederhana, mudah dipahami, dan mudah diimplementasikan. "Rancangan undang-undang tersebut seharusnya tidak mengatur isi proses, prosedur, dan konten yang sangat fluktuatif. Frasa "Undang-Undang tentang Kegiatan" sendiri sangat fluktuatif, sehingga tidak perlu mengatur isu-isu yang terlalu spesifik." Wakil Ketua Majelis Nasional mengusulkan agar Komite Tetap Majelis Nasional mengeluarkan resolusi untuk mengatur dan memberikan instruksi khusus yang sesuai untuk setiap periode. Wakil Ketua Majelis Nasional mencatat bahwa badan perancang harus meninjau dan mengedit konsep, prinsip, wewenang, hak, dan tanggung jawab subjek dan objek; menegaskan bahwa pengawasan oleh Majelis Nasional dan Dewan Rakyat merupakan metode untuk mengendalikan kekuasaan.
Perlu diperhatikan, apabila tidak ada Dewan Rakyat tingkat kabupaten, maka perlu ditetapkan secara jelas muatan mana yang menjadi kewenangan Dewan Rakyat tingkat kecamatan untuk pengawasannya dan muatan mana yang menjadi kewenangan Dewan Rakyat tingkat provinsi. Bagaimana koordinasi antara subyek pengawasan dan obyek yang diawasi?
Sejalan dengan itu, Wakil Ketua Majelis Nasional Tran Quang Phuong juga mengusulkan agar rancangan tersebut secara jelas menetapkan mekanisme penggunaan tenaga ahli, mempromosikan penerapan teknologi digital dan kecerdasan buatan dalam kegiatan pemantauan; memastikan konsistensi dan sinkronisasi dengan sistem hukum, khususnya undang-undang tentang aparatur organisasi.
Dalam konferensi tersebut, banyak delegasi juga mengusulkan penambahan prinsip "menerapkan transformasi digital dalam kegiatan pengawasan", yang mengakui transformasi digital sebagai tren yang tak terelakkan dalam meningkatkan efisiensi operasional Majelis Nasional dan Dewan Rakyat. Penambahan prinsip ini juga sejalan dengan tugas Resolusi 57-NQ/TW tanggal 22 Desember 2024 Politbiro tentang terobosan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, inovasi, dan transformasi digital.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/phan-dinh-ro-tham-quyen-giam-sat-cua-hdnd-2-cap-post803974.html
Komentar (0)