Wakil Perdana Menteri Ho Duc Phoc - Foto: GIA HAN
Pada sore hari tanggal 19 Juni, Wakil Perdana Menteri Ho Duc Phoc berpartisipasi dalam menjelaskan isu-isu tambahan yang ingin ditanyakan oleh para deputi Majelis Nasional tentang sektor keuangan.
Terkait dengan masalah pemungutan pajak pada rumah tangga bisnis, yang saat ini menghapuskan pajak sekaligus, Wakil Perdana Menteri menyatakan bahwa penghapusan pajak sekaligus sepenuhnya benar dan telah diungkapkan secara umum dalam Resolusi 68 Politbiro .
Namun, menurut Wakil Perdana Menteri, Kementerian Keuangan perlu melakukan penelitian untuk memberi saran kepada otoritas yang berwenang tentang peraturan pajak sekaligus pada tingkat pendapatan kena pajak, menciptakan kemudahan bagi rumah tangga miskin, usaha kecil dan menjamin penghidupan masyarakat.
Ia mencontohkan usaha kecil yang omzetnya di bawah Rp1 miliar, sebaiknya dialihfungsikan saja, karena kalau ada faktur yang diterbitkan, usahanya akan merugi karena tidak ada faktur masukan.
Tanpa faktur masukan, tidak akan ada pengembalian pajak. Hal ini akan berdampak pada masyarakat miskin dan rentan.
Karena sifat pajak rumah tangga memiliki 3 jenis pajak, yaitu pajak izin usaha biasa, PPN, dan pajak penghasilan pribadi.
Oleh karena itu, penerapan kebijakan perpajakan terhadap rumah tangga berpendapatan kecil akan memberikan kemudahan bagi otoritas perpajakan dan memastikan rumah tangga bisnis tidak kehilangan pendapatan anggaran negara," kata Wakil Perdana Menteri.
Sedangkan bagi rumah tangga yang berpendapatan besar, misalnya di atas 1 miliar VND dan memiliki lokasi usaha yang stabil, menurut Wakil Perdana Menteri, sebaiknya menagih sesuai dengan faktur.
"Penagihan melalui faktur akan transparan, mencegah hilangnya pendapatan, dan menciptakan kondisi bagi rumah tangga untuk berkembang menjadi bisnis," tambahnya.
Memberikan informasi lebih lanjut tentang kebijakan pajak, Wakil Perdana Menteri mengatakan bahwa tarif pajak saat ini lebih rendah dari rata-rata dunia.
Misalnya, PPN saat ini sebesar 10% dan telah dikurangi 2% untuk beberapa barang dan jasa selama 5 tahun terakhir menjadi 8%. Sementara itu, pajak ini di dunia adalah 17-27%.
Atau Vietnam menerapkan pajak penghasilan badan sebesar 20%. Pajak jenis ini di dunia adalah 20-30%, sementara di Asia 20-35%. Ada beberapa pajak yang hanya 5-10%.
"Kita telah menerapkan banyak kebijakan pajak preferensial untuk meringankan beban masyarakat. Isu penting ke depan adalah menghemat investasi dan pengeluaran rutin agar memiliki sumber daya untuk melaksanakan proyek-proyek utama, transformasi digital, inovasi, dan jaminan sosial," pungkasnya.
Sumber: https://tuoitre.vn/pho-thu-tuong-ho-duc-phoc-ho-kinh-doanh-co-doanh-thu-duoi-1-ti-dong-nen-thu-thue-khoan-20250619145638965.htm
Komentar (0)