Peraturan terbaru tentang kadar alkohol pada mobil dan sepeda motor. (Sumber: TVPL) |
1. Melarang pengemudi untuk minum alkohol atau bir.
Sesuai dengan Pasal 8 Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Tahun 2008, sebagaimana telah diubah dengan Pasal 1 Pasal 35 Undang-Undang Tahun 2019 tentang Pencegahan dan Pengendalian Dampak Buruk Minuman Keras dan Bir, dilarang keras mengemudikan kendaraan bermotor di jalan raya jika terdapat kadar alkohol dalam darah atau napas.
Di sisi lain, sesuai dengan penjelasan pada Pasal 1 dan Pasal 2 Undang-Undang Pencegahan dan Pengendalian Dampak Buruk Minuman Keras dan Bir Tahun 2019:
- Anggur merupakan minuman beralkohol yang dihasilkan dari proses peragian atau campuran bahan-bahan utama meliputi pati serealia, larutan gula dari tumbuh-tumbuhan, bunga, umbi-umbian, buah-buahan atau minuman yang dicampur dengan alkohol.
- Bir adalah minuman beralkohol yang diproduksi melalui proses fermentasi dari campuran bahan-bahan utama termasuk malt, barley, ragi, hop, dan air.
Dengan demikian, berdasarkan ketentuan di atas, dapat diketahui bahwa undang-undang saat ini secara tegas melarang orang yang telah minum alkohol atau minum bir (dengan kadar alkohol dalam darah atau napas) untuk mengemudi.
2. Berapakah kadar alkohol saat berkendara agar dapat dikenakan denda?
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, undang-undang saat ini melarang mengemudikan kendaraan dengan kadar alkohol dalam darah atau napas. Selain itu, Keputusan 100/2019/ND-CP (diubah pada tahun 2021) yang mengatur sanksi administratif atas pelanggaran di bidang lalu lintas jalan raya dan kereta api juga menetapkan sanksi atas tindakan yang berkaitan dengan mengemudikan kendaraan dengan kadar alkohol dalam darah atau napas.
Oleh karena itu, setiap pengemudi yang memiliki kadar alkohol dalam darah atau napas, tidak peduli sedikit atau banyaknya, melanggar ketentuan undang-undang lalu lintas.
3. Peraturan terbaru tentang denda kadar alkohol pada mobil dan sepeda motor
Saat ini, denda untuk konsentrasi alkohol saat berkendara diatur dalam Keputusan 100/2019/ND-CP (diubah dalam Keputusan 123/2021/ND-CP) khususnya sebagai berikut: LIHAT DETAILNYA DI SINI
4. Berapa hukuman maksimum untuk konsentrasi alkohol di dalam mobil dan sepeda motor?
Sesuai dengan ketentuan Pasal 5 dan 6 Keputusan 100/2019/ND-CP (diubah pada tahun 2021):
- Denda tertinggi bagi pengendara sepeda motor yang ikut serta dalam lalu lintas dengan kadar alkohol dalam darah sebesar 8 juta VND, dan pencabutan SIM hingga 24 bulan, apabila kadar alkohol dalam darah melebihi 80 miligram/100 mililiter darah atau melebihi 0,4 miligram/1 liter napas.
- Denda tertinggi bagi pengemudi yang terlibat dalam lalu lintas dengan kadar alkohol dalam darah adalah 40 juta VND, dan SIM akan dicabut hingga 24 bulan, sesuai dengan kadar alkohol melebihi 80 miligram/100 mililiter darah atau melebihi 0,4 miligram/1 liter napas.
5. Apakah kendaraan saya akan disita karena pelanggaran alkohol?
Penahanan kendaraan bermotor (atau penyitaan kendaraan bermotor) merupakan bentuk sanksi yang diatur dalam Pasal 125 Undang-Undang tentang Penanganan Pelanggaran Administratif Tahun 2012.
Berdasarkan peraturan, orang yang mempunyai kewenangan menangani pelanggaran konsentrasi alkohol diperbolehkan menahan sementara kendaraan hingga 07 hari sebelum mengeluarkan keputusan untuk menangani pelanggaran konsentrasi alkohol di atas.
Dengan demikian, pelanggaran konsentrasi alkohol dapat mengakibatkan penyitaan kendaraan hingga 7 hari.
Catatan: Untuk kendaraan yang melanggar ketentuan administratif yang ditahan sementara untuk memastikan pelaksanaan keputusan sanksi administratif, jika organisasi atau individu yang melanggar memiliki alamat yang jelas, memiliki persyaratan untuk parkir dan pengawetan kendaraan, atau memiliki kemampuan finansial untuk membayar uang jaminan, kendaraan yang melanggar dapat disimpan di bawah manajemen instansi negara yang berwenang.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)