Mahkamah Konstitusi Rumania pada tanggal 6 Desember memutuskan untuk membatalkan hasil putaran pertama pemilihan presiden, setelah laporan intelijen menuduh Rusia melakukan kampanye untuk mendukung kandidat sayap kanan.
Seorang hakim pengadilan Rumania mengatakan ia setuju dengan keputusan untuk membatalkan seluruh proses pemilu demi memastikan "kebenaran dan legalitas". Putusan ini berarti Rumania harus menyelenggarakan pemilu baru, lapor The Guardian .
Perkembangan terakhir ini terjadi setelah Presiden Rumania Klaus Iohannis pada tanggal 4 Desember mengungkap dokumen intelijen yang menuduh Rusia melakukan kampanye daring, menggunakan ribuan akun media sosial untuk mempromosikan dukungan bagi kandidat sayap kanan Calin Georgescu, yang dikatakan memiliki sikap pro-Moskow.

Kandidat partai Aliansi Penyelamatan Rumania sayap kanan-tengah, Elena Lasconi, memberikan suaranya dalam pemilihan presiden 24 November.
Meskipun profilnya rendah dan penolakannya untuk mengeluarkan uang untuk kampanye, Georgescu memimpin putaran pertama pemilihan presiden Rumania. Ia awalnya dijadwalkan menghadapi Elena Lasconi, kandidat dari Aliansi Penyelamat Rumania, di putaran kedua pada 8 Desember, sebelum pengadilan negara memutuskan bahwa pemilihan ulang diperlukan.
“Proses pemilu telah dipengaruhi selama berlangsungnya dan di setiap tahapannya oleh berbagai penyimpangan dan pelanggaran hukum pemilu, yang mendistorsi hak suara yang diberikan oleh rakyat secara bebas dan benar,” menurut pernyataan dari Mahkamah Konstitusi Rumania.
Perdana menteri yang akan lengser menyambut baik keputusan pengadilan, menyebutnya "satu-satunya solusi yang tepat." Sementara itu, Lasconi mengecam putusan tersebut, dengan mengatakan bahwa putusan tersebut telah merusak hak demokrasi fundamental untuk memilih. Pengadilan mengatakan pemerintah akan memilih tanggal dan waktu pemilihan baru untuk "langkah-langkah yang diperlukan."

Kandidat presiden sayap kanan Calin Georgescu
Komisi Eropa (EC) menyatakan pada 6 Desember bahwa mereka akan mengambil langkah-langkah untuk memantau informasi di jejaring sosial TikTok terkait pemilu Rumania. Dalam perkembangan lain, jaksa penuntut Rumania menyatakan pada hari yang sama bahwa mereka telah membuka penyelidikan kriminal terhadap Tn. Georgescu terkait dugaan pencucian uang.
Moskow membantah adanya campur tangan di media sosial dan mengatakan pihaknya tidak mendukung Georgescu, yang telah meminta Bucharest untuk menghentikan bantuan ke Ukraina karena konfliknya dengan Rusia.
Setelah kabel putus, NATO melakukan latihan di Laut Baltik
[iklan_2]
Source: https://thanhnien.vn/romania-huy-ket-qua-bau-cu-tong-thong-sau-cao-buoc-nga-can-thiep-185241207095645525.htm
Komentar (0)