Kebocoran metana Turkmenistan , juga dikenal sebagai "Pintu Neraka," telah terjadi selama sekitar 50 tahun dan sangat sulit ditangani karena jika lubang tersebut hanya diisi, gas tersebut akan tetap keluar dan merusak lingkungan.
Kawah Darvaza, dikenal sebagai "Gerbang Neraka" Turkmenistan. Foto: Giles Clarke
Para pemerhati lingkungan dan pemerintah Turkmenistan semakin memusatkan perhatian pada kawah Darvaza karena kontribusinya terhadap perubahan iklim, lapor Newsweek pada 21 Juni. Kawah Darvaza, yang dijuluki "Pintu Neraka" Turkmenistan, telah memuntahkan gas metana ke atmosfer selama sekitar 50 tahun.
Metana, komponen utama gas alam, adalah gas rumah kaca yang 80 kali lebih kuat dalam menghangatkan planet daripada CO2 dalam 20 tahun pertama di atmosfer, menurut Program Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Setahu saya, kawah itu terbentuk pada era Soviet, ketika Uni Soviet mencoba mengebor gas alam di sini. Saat itu, teknologi pengeboran belum cukup canggih dan anjungan pengeboran runtuh, gas alam mulai bocor, masuk ke atmosfer alih-alih diserap," kata Stefan Green, direktur Fasilitas Mikrobioma dan Genomik di Universitas Rush, AS.
Kawah itu kemudian terbakar, meskipun belum jelas apakah itu disengaja. "Jika memang disengaja, kemungkinan besar tujuannya adalah untuk membakar habis gas, alih-alih membiarkannya lepas tak terkendali," kata Green.
Kawah Darvaza memiliki lebar 70 meter dan kedalaman 20 meter. Pada tahun 2022, presiden Turkmenistan menginstruksikan para pejabat untuk menemukan cara memadamkan api dan menangkap gas metana yang keluar. "Pembakaran gas alam yang tidak terkendali merupakan bencana lingkungan, dan pembakarannya justru memiliki manfaat. Dengan cara ini, metana diubah menjadi karbon dioksida. Pelepasan karbon dioksida juga berdampak buruk bagi pemanasan global, tetapi tidak separah metana," ujar Green.
Salah satu saran populer adalah mengisi lubang tersebut. Namun Green mengatakan hal ini kemungkinan besar tidak akan menyelesaikan masalah. "Pada dasarnya, kebocoran gasnya besar. Jika kebocorannya tidak ditutup, tidak ada gunanya mengisinya karena gasnya akan tetap keluar. Saya rasa mengisi lubang tidak akan menghentikan kebocoran. Untuk menghentikan kebocoran, Anda mungkin perlu mengebor beberapa lubang di dekat lubang untuk menarik gas keluar," ujarnya.
Selain itu, terlalu fokus pada penimbunan kawah juga dapat mengalihkan perhatian dari upaya mengatasi sumber utama emisi metana Turkmenistan. Negara ini merupakan salah satu penghasil emisi metana terbesar di dunia , sebagian besar disebabkan oleh kebocoran dari produksi minyak dan gas, dengan emisi lebih dari 70 juta ton setara CO2 setiap tahun, menurut situs web Our World In Data.
Kam Thao (Menurut Newsweek )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)