Pada pagi hari tanggal 29 November, Majelis Nasional mengadakan sidang penutupnya di bawah pimpinan Ketua Majelis Nasional Vuong Dinh Hue. Pada sidang penutup tersebut, Majelis Nasional memberikan suara untuk menyetujui Resolusi tentang kelanjutan pelaksanaan beberapa resolusi Majelis Nasional ke-14 dan sejak awal masa jabatan ke-15 hingga akhir masa jabatan ke-4 mengenai pengawasan dan interogasi khusus.
Setelah mendengarkan laporan yang menjelaskan, menerima, dan merevisi rancangan resolusi yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Majelis Nasional dan Kepala Kantor Majelis Nasional, Bui Van Cuong, Majelis Nasional kemudian melakukan pemungutan suara atas resolusi tersebut secara elektronik.
Hasil pemungutan suara elektronik menunjukkan bahwa 474 anggota Majelis Nasional berpartisipasi dalam pemungutan suara dan menyetujui (mewakili 95,95%). Dengan mayoritas anggota yang memberikan suara mendukung, Majelis Nasional secara resmi mengadopsi Resolusi tentang melanjutkan pelaksanaan sejumlah resolusi Majelis Nasional ke-14 dan sejak awal masa jabatan ke-15 hingga akhir sesi ke-4 tentang pengawasan dan interogasi khusus.

Resolusi tentang kelanjutan pelaksanaan beberapa resolusi Majelis Nasional ke-14 dan dari awal masa jabatan ke-15 hingga akhir sesi ke-4 tentang pengawasan dan pemeriksaan khusus dengan jelas menyatakan bahwa pelaksanaan resolusi Majelis Nasional telah dilakukan secara serius dan bertanggung jawab oleh lembaga-lembaga terkait, dengan banyak solusi yang tersinkronisasi, menciptakan perubahan positif dan mencapai hasil konkret di sebagian besar bidang, memberikan kontribusi penting bagi keberhasilan pelaksanaan tugas, tujuan, dan target pembangunan sosial-ekonomi setiap tahun sesuai dengan resolusi Majelis Nasional.
Mengenai bidang sumber daya dan lingkungan, Resolusi tersebut menyatakan bahwa pada tahun 2024, rencana-rencana berikut harus disetujui: Rencana Induk Eksploitasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Pesisir yang Berkelanjutan untuk periode 2021-2030, dengan visi hingga 2050; Rencana Nasional Perlindungan Lingkungan untuk periode 2021-2030, dengan visi hingga 2050; dan Rencana Induk Konservasi Keanekaragaman Hayati Nasional untuk periode 2021-2030, dengan visi hingga 2050. Standar dan peraturan lingkungan nasional tentang kegiatan reklamasi lahan juga harus diumumkan.
Menerapkan langkah-langkah untuk pemilahan sampah di sumbernya, pengolahan sampah, peningkatan penggunaan kembali dan daur ulang, serta pengurangan penimbunan sampah; menegakkan Undang-Undang Perlindungan Lingkungan secara ketat dan efektif. Segera menerbitkan seperangkat norma ekonomi dan teknis untuk pemilahan sampah di sumbernya, pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan sampah rumah tangga. Meningkatkan efektivitas pemantauan lingkungan; mengusulkan kebijakan dan sumber daya prioritas, serta mengembangkan dan menerapkan rencana untuk mengatasi pencemaran lingkungan, khususnya sampah, air limbah, dan polusi di desa-desa kerajinan, kawasan dan klaster industri, daerah aliran sungai, dan sistem irigasi. Memeriksa, memantau, dan menghukum secara tegas kegiatan penambangan ilegal. Meningkatkan kemampuan untuk memprediksi dan memperingatkan bencana alam; menerapkan langkah-langkah struktural dan non-struktural untuk secara efektif mencegah dan memerangi penurunan tanah dan tanah longsor.
Memperkuat pengelolaan lahan yang efektif yang berasal dari lahan pertanian dan kehutanan milik negara; mengatasi kekurangan lahan produksi dan lahan perumahan bagi kelompok etnis minoritas. Berupaya menyelesaikan pembangunan sistem informasi lahan nasional dan basis data lahan terstandarisasi secara nasional pada tahun 2025, yang terhubung dengan basis data kependudukan.
Sumber







Komentar (0)