NASA mengumumkan pada tanggal 15 Februari bahwa pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx membawa 121,6 gram material dari asteroid Bennu kembali ke Bumi, dua kali lipat dari permintaan awal.
Delapan baki sampel berisi material dari asteroid Bennu. Foto: NASA/Erika Blumenfeld & Joseph Aebersold
OSIRIS-Rex diluncurkan pada tahun 2016, tiba di asteroid Bennu pada tahun 2018, mengumpulkan sampel pada tahun 2020, dan kembali ke Bumi pada bulan September 2023. Para ahli membutuhkan setidaknya 60 gram material untuk memenuhi tujuan ilmiah misi tersebut. Namun, massa sampel yang dibawa kembali oleh OSIRIS-Rex melebihi jumlah tersebut bahkan sebelum NASA membuka sepenuhnya wadah sampel yang disebut Mekanisme Akuisisi Sampel Sentuh dan Pergi (TAGSAM).
TAGSAM dijatuhkan oleh pesawat ruang angkasa di gurun Utah, kemudian diangkut ke Pusat Antariksa Johnson NASA, tempat para ilmuwan membuka tabung tersebut di ruang bersih khusus. Mereka ingin menjauhkannya dari kontaminasi apa pun di Bumi.
Pada Oktober 2023, para ilmuwan membuka tabung TAGSAM besar dan mengumpulkan 70,3 gram debu dan batu. Mereka tidak dapat membuka TAGSAM untuk mengumpulkan sampel di dalamnya karena dua pin pengunci macet, sehingga mereka harus mencari cara untuk mengembangkan dan menguji alat baru yang tidak akan memasukkan kontaminan.
Tim berhasil membuka TAGSAM pada bulan Januari. Sampel asteroid yang tersisa diambil dan dituangkan dengan hati-hati ke dalam wadah. Pembuangan ini menghasilkan 51,2 gram sampel. Dikombinasikan dengan 70,3 gram yang dikumpulkan sebelumnya dan partikel tambahan yang dikumpulkan di luar proses pembuangan, total massa sampel Bennu mencapai 121,6 gram. Ini adalah sampel asteroid terbesar yang pernah dikumpulkan di luar angkasa dan dua kali lipat dari kebutuhan misi.
NASA akan menyimpan setidaknya 70% sampel di Pusat Antariksa Johnson untuk dipelajari lebih lanjut oleh para ilmuwan di seluruh dunia . Dari arsip Pusat Antariksa Johnson, sampel Bennu akan dikemas dan didistribusikan kepada para peneliti untuk dianalisis. Selama misi OSIRIS-Rex, sebuah tim yang terdiri dari lebih dari 200 ilmuwan internasional akan mempelajari sifat-sifat sampel tersebut. Tim ini terdiri dari para ahli dari beberapa lembaga penelitian AS, Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA), Badan Antariksa Kanada (CSA), dan organisasi lainnya.
Thu Thao (Menurut Fisika )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)