Pada tahun 2003, proyek Jembatan Bang disetujui oleh Komite Rakyat Provinsi untuk lokasi, dan ditunjuk sebagai investor untuk Badan Usaha Konstruksi dan Infrastruktur 707, di bawah Perusahaan Konstruksi 507 (Perusahaan Konstruksi Transportasi 5). Pada tahun 2005, investor proyek diubah menjadi Perusahaan Saham Gabungan Thong Nhat 508 (Perusahaan Konstruksi Transportasi 5). Berdasarkan rencana, proyek ini memiliki total luas 134 hektar, yang sebagian besar berupa lahan akuakultur, lahan pertanian , tambak udang windu, dan sekitar 16 hektar lahan perumahan dengan 34 rumah tangga di Desa Chan Deo, Kecamatan Thong Nhat. Proyek ini dibagi menjadi 2 tahap dengan total investasi sebesar 418 miliar VND.
Pada 11 Januari 2008, Perusahaan Saham Gabungan Thong Nhat 508 menerima serah terima tahap pertama lahan seluas hampir 472.000 m² untuk pelaksanaan proyek, dengan durasi 3 tahun. Namun, hingga saat ini, investor baru meratakan tanah, memasang paving block, dan mengecor beton di beberapa jalan internal yang direncanakan; memasang sistem kelistrikan di jalan utama... Proyek-proyek lain seperti sistem drainase permukaan dan pengolahan air limbah... belum terlaksana.
Untuk area yang belum dialokasikan lahan, investor telah menyelesaikan pembebasan lahan seluas lebih dari 62 hektar; meratakan dan menimbun tanah hingga mencapai 50%, serta membangun jalan lalu lintas internal hingga mencapai 20%. Sisanya seluas 15,7 hektar belum dibebaskan, dan telah diambil alih untuk penerbitan sertifikat hak guna lahan bagi rumah tangga di Desa Chan Deo. Dengan demikian, hingga saat ini, proyek tersebut telah tertunda lebih dari 15 tahun sejak tanggal serah terima lahan di lokasi.
Sebuah proyek yang diharapkan dapat mengubah kawasan yang sebagian besar terdiri dari tambak, lahan pertanian, dan rawa bakau... menjadi kawasan perkotaan baru, membawa terobosan bagi wajah lokal. Namun, hingga kini, proyek tersebut mandek, dan para penyerta modal belum menerima tanah meskipun telah memenuhi semua kewajiban keuangan. Saat itu, penyertaan modal merupakan satu-satunya bentuk yang diajukan bagi masyarakat untuk membeli tanah dalam proyek-proyek di provinsi ini, serta di banyak provinsi dan kota lain di Indonesia. Faktanya, telah terjadi puluhan ribu kasus di mana masyarakat membeli tanah melalui penyertaan modal dan mendapatkan sertifikat hak guna lahan, serta hidup sejahtera selama bertahun-tahun.
Berdasarkan kontrak kontribusi modal proyek ini, pelanggan akan menerima pengalihan penggunaan lahan dan serah terima lahan pada kuartal keempat tahun 2008-2012. Khususnya untuk tahap 2 proyek, pada 17 Januari 2018, Kementerian Perencanaan dan Investasi mengeluarkan Keputusan No. 121/QD-KHDT tentang penghentian tahap 2 dengan alasan: Proyek dihentikan karena kemajuan yang lambat (terlambat 9 tahun) dan kegagalan membayar biaya penggunaan lahan kepada Negara. Hal ini membuat rumah tangga yang telah menyetor modal sangat khawatir.
Ibu Ngo Thi Quynh Hoa (Kelurahan Ha Long) berkata: Saya adalah salah satu dari 500 nasabah yang telah memberikan modal kepada investor sejak tahun 2007, tetapi selama hampir 20 tahun saya tidak tahu di mana letak tanah saya. Saya berharap pihak berwenang di semua tingkatan dan instansi fungsional akan mempertimbangkan untuk mengatasi kesulitan dan menjamin hak-hak masyarakat.
Menanggapi keluhan masyarakat, Dewan Perwakilan Pelanggan (pihak yang telah memberikan kontribusi modal untuk proyek) mengusulkan untuk terus mengoordinasikan pelaksanaan proyek. Khususnya, Perusahaan Saham Gabungan Thong Nhat 508 dan Dewan Perwakilan Pelanggan berkomitmen untuk melaksanakan proyek di bawah pengawasan ketat Komite Rakyat Provinsi, mengikuti contoh Proyek Kawasan Perumahan Perkotaan Baru Don Dien (sekarang di Distrik Tuan Chau) yang telah membuahkan hasil sebelumnya. Direktur Perusahaan Saham Gabungan IDJLAND (Dewan Perwakilan Pelanggan) Nghiem Thi Thuy mengatakan, "Jika disetujui, kami akan segera menyelesaikan kewajiban keuangan kami, membayar biaya penggunaan lahan dan biaya terkait, serta mematuhi arahan Komite Rakyat Provinsi secara ketat dan melaporkan perkembangan proyek secara berkala agar dapat segera dilaksanakan."
Penantian hampir 20 tahun terasa terlalu lama untuk sebuah proyek yang dulunya diharapkan dapat mengubah wajah wilayah perkotaan setempat. Ratusan rumah tangga yang telah menyumbang modal menderita kerugian besar, sementara hak-hak mereka masih diabaikan. Sudah saatnya pemerintah dan investor memiliki solusi yang definitif dan transparan untuk memastikan keadilan bagi masyarakat.
Sumber: https://baoquangninh.vn/thao-go-vuong-mac-du-an-khu-do-thi-bac-cau-bang-3372915.html
Komentar (0)