Perkelahian antara Buriram United (Thailand) dan Zhejiang (Tiongkok) di Liga Champions AFC pada malam 29 November telah menggemparkan dunia sepak bola Asia. Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) kemungkinan besar akan menjatuhkan sanksi yang sangat berat kepada kedua tim.
Theerathon Bunmathan (berambut pirang, tengah) dituduh memicu perkelahian antara klub Buriram United dan Zhejiang (Foto: Sohu).
Setelah perkelahian tersebut, surat kabar Thairath menganalisis data video dari lapangan dan tribun untuk mencari tahu penyebab kerusuhan. Di antara mereka, pemicu insiden ini tak lain adalah Theerathon Bunmathan.
Setelah wasit meniup peluit akhir, Theerathon Bunmathan bertukar kata dengan pemain lawan. Analisis bibir menunjukkan bahwa bek Buriram United tersebut mengumpat pemain Zhejiang tersebut.
Menyaksikan kapten Buriram United berdebat dengan lawannya, gelandang muda Leon James berlari menghampiri dan berkata: "Tenang, pertandingan sudah berakhir." Setelah marah besar setelah berdebat dengan Theerathon Bunmathan, pemain Zhejiang itu menampar Leon James. Akhirnya, kedua pemain dari kedua tim terlibat perkelahian.
Penyerang Rusia Ramil Cheydayev mencekik dan mencekik pemain Tiongkok. Akhirnya, ia dikepung oleh lawan-lawannya dan "dipukuli". Patut dicatat bahwa Theerathon Bunmathan hanya memulai perkelahian dan tidak ikut serta.
Setelah itu, Theerathon Bunmathan tidak ikut serta dalam perkelahian tersebut, tetapi hanya tampak menghentikan rekan satu timnya (Foto: Sohu).
Klub Zhejiang mengecam: "Pemain tim nasional Thailand, Theerathon Bunmathan, mengumpat. Dan pemain asing Buriram United, Sheydayev, gemar memamerkan keahliannya dan menanggung akibatnya."
Dalam perkembangan lain, sebuah klip yang diunggah di media sosial menunjukkan Wakil Presiden Buriram United dan bek Dion Cools sama-sama mengacungkan jari tengah mereka terhadap Zhejiang Club.
Di Instagram, Zhejiang Club dengan nada sarkastis mengunggah postingan berbahasa Thailand: "Ketika tinggi badanmu menentukan sikapmu." Ini merupakan sindiran terhadap tindakan Wakil Presiden Buriram United, Theerathon Bunmathan.
Surat kabar Tianjin Daily mengatakan bahwa pemain Buriram United datang ke Tiongkok dengan mentalitas ingin membalas dendam kepada tim Thailand setelah kekalahan mereka dari tim Tiongkok di babak kualifikasi kedua Piala Dunia 2026.
Surat kabar itu menulis: "Karena tim Thailand kalah dari tim Tiongkok di kualifikasi Piala Dunia 2026, para pemain Buriram United berbaris ke lapangan Zhejiang dengan mentalitas ingin balas dendam. Mereka tidak bisa membalas dendam di lapangan, tetapi terpaksa menggunakan tinju mereka."
Dion Cools melakukan tindakan provokatif terhadap tim tuan rumah (Foto: Sohu).
Dalam beberapa tahun terakhir, sepak bola Tiongkok telah menurun drastis dan mendekati level Thailand. Oleh karena itu, tim Thailand selalu menggunakan tim Tiongkok sebagai pembanding. Hal ini berdampak besar pada psikologi pemain dan penggemar Thailand.
Setengah bulan yang lalu, tim nasional Thailand menderita kekalahan 1-2 di kandang sendiri dari tim nasional Tiongkok di babak kualifikasi kedua Piala Dunia 2026. Kekalahan itu menimbulkan kekacauan di Thailand. Pelatih Mano Polking dipecat. Oleh karena itu, mentalitas para pemain Thailand adalah membalas kekalahan tim nasional.
Para pemain Buriram United tak segan-segan bermain kasar sepanjang pertandingan. Tak hanya itu, mereka juga memprovokasi hingga berujung pada perkelahian yang mengerikan. Konsekuensi yang harus ditanggung Buriram United dan Zhejiang akan memengaruhi masa depan kedua tim. Mereka harus menghadapi hukuman yang sangat berat.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)