Menanggapi kantor berita pada tanggal 4 Desember, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan mengatakan bahwa amandemen dan suplemen terhadap Surat Edaran 29/2024/TT-BGDDT bertujuan untuk memastikan bahwa surat tersebut memenuhi persyaratan praktis dalam pengelolaan pengajaran dan pembelajaran tambahan dan konsisten dengan ketentuan banyak undang-undang lainnya seperti Undang-Undang tentang Pendidikan, Undang-Undang tentang Perusahaan, dll.
Bersamaan dengan itu, amandemen Surat Edaran 29 membantu menjadi lebih fleksibel tentang durasi pengajaran tambahan di sekolah dan menciptakan peraturan yang lebih ketat tentang pelaporan guru ketika berpartisipasi dalam pengajaran tambahan di luar sekolah.

Siswa Hanoi berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler (Foto: My Ha).
Surat Edaran 29 berlaku mulai tanggal 14 Februari, menggantikan Surat Edaran 17/2012/TT-BGDDT pada tahun 2012.
Dalam Surat Edaran Nomor 29 tersebut diatur 3 (tiga) mata pelajaran yang boleh diajarkan dan dipelajari tambahan di sekolah tanpa dipungut biaya, yaitu: Siswa yang hasil belajarnya pada mata pelajaran terakhir semester sebelumnya kurang memuaskan; Siswa yang dipilih sekolah untuk membina siswa berprestasi; dan Siswa kelas akhir yang mendaftar secara sukarela untuk ujian ulangan masuk dan ujian kelulusan.
Terkait dengan jumlah jam pelajaran tambahan di sekolah, Surat Edaran 29 mengatur bahwa setiap mata pelajaran dapat diselenggarakan sebagai jam pelajaran tambahan paling banyak 2 jam pelajaran/minggu (poin c, ayat 4, Pasal 5).
Menurut Kementerian Pendidikan dan Pelatihan, dalam proses pelaksanaannya, setelah menerima masukan dan saran dari para pemilih dan masyarakat, Kementerian berencana untuk melakukan penyesuaian dan amandemen terhadap peraturan perundang-undangan tersebut di atas ke arah pemberian keleluasaan yang lebih besar terhadap besarnya waktu tambahan mengajar di sekolah, dengan menyerahkan kewenangan kepada Direktur Jenderal Pendidikan dan Pelatihan untuk memutuskan.
Secara khusus, rancangan Surat Edaran yang mengubah peraturan tersebut menetapkan bahwa kepala sekolah, berdasarkan kondisi praktis, mempertimbangkan perlunya dan kesesuaian untuk menambah waktu mengajar dan belajar ekstra untuk beberapa kelompok siswa dan mengusulkan kepada Direktur Departemen Pendidikan dan Pelatihan untuk mempertimbangkan dan memutuskan.
Kementerian mensyaratkan perubahan dan penambahan ini tetap menjaga asas Surat Edaran 29, yakni tidak memungut biaya, tidak menambah beban belajar, meningkatkan mutu jam belajar formal, dan menyediakan waktu untuk pembinaan melalui kegiatan pendidikan sesuai kebutuhan individu demi perkembangan yang menyeluruh.

Menurut Kementerian Pendidikan dan Pelatihan, perubahan Surat Edaran 29 tentang pengajaran dan pembelajaran tambahan sesuai dengan kenyataan (Foto: M. Ha).
Untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, rancangan Surat Edaran yang telah diamandemen dan ditambah ini juga menyesuaikan syarat-syarat pendaftaran badan usaha bagi organisasi atau perseorangan yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar ekstrakurikuler dengan imbalan uang agar sesuai dengan Undang-Undang Perusahaan yang baru, Undang-Undang Pendidikan, dan lain-lain.
Draf Surat Edaran Tambahan tersebut juga mengharuskan guru untuk secara berkala melakukan pembaruan informasi pada portal informasi elektronik atau memasangnya di tempat bimbingan belajar guna meningkatkan efektivitas pengawasan sosial dan memiliki peraturan yang lebih ketat terhadap pelaporan guru ketika mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah.
Guru wajib melapor sebelum memulai dan memperbarui informasi jika ada perubahan pada konten yang telah dikomunikasikan sebelumnya. Peraturan ini bertujuan untuk memperkuat tanggung jawab manajemen kepala sekolah.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan telah mengirimkan surat kepada sejumlah Departemen Pendidikan dan Pelatihan untuk meminta tanggapan atas draf Surat Edaran Perubahan dan Penambahan Surat Edaran Nomor 29 tentang Pembelajaran Tambahan, sebelum diunggah untuk meminta tanggapan masyarakat dari instansi, organisasi, dan perorangan terkait.
Amandemen ini menunjukkan bahwa Kementerian Pendidikan dan Pelatihan berencana untuk melonggarkan pembatasan pengajaran dan pembelajaran tambahan, memperluas kerangka hukum dan kewenangan bagi Departemen Pendidikan dan Pelatihan untuk memungkinkan lembaga pendidikan menyelenggarakan lebih dari 2 kelas tambahan per minggu untuk setiap mata pelajaran.
Sumber: https://dantri.com.vn/giao-duc/bo-gddt-neu-3-ly-do-phai-sua-doi-thong-tu-29-ve-day-va-hoc-them-20251204195214455.htm






Komentar (0)