Menurut Kementerian Keuangan , total pendapatan APBN pada tahun 2023 diperkirakan mencapai 1,75 miliar VND, sementara belanja anggaran diperkirakan mencapai 1,73 miliar VND. Dari jumlah tersebut, belanja rutin mencapai 1,05 miliar VND, yang mencakup sekitar 61% dari total belanja anggaran.

Berdasarkan laporan penyelesaian anggaran negara tahun 2022 (periode anggaran terakhir yang ditetapkan oleh Majelis Nasional ), pendapatan anggaran tahun 2022 mencapai lebih dari 1,82 miliar VND. Sementara itu, belanja anggaran mencapai 1,75 miliar VND.

Perlu dicatat, mayoritas belanja anggaran juga dialokasikan untuk belanja rutin. Secara spesifik, belanja rutin pada tahun 2022 akan mencapai VND1.030 triliun, yang mencakup sekitar 59% dari total belanja anggaran.

Pengeluaran rutin merupakan tugas pengeluaran anggaran pendapatan dan belanja negara untuk menjamin terselenggaranya aparatur negara, organisasi politik , organisasi sosial politik, menunjang terselenggaranya organisasi lainnya, dan menyelenggarakan tugas rutin negara di bidang pembangunan sosial ekonomi, pertahanan dan keamanan negara.

Dalam beberapa tahun terakhir, belanja rutin selalu berkisar 1 miliar VND, yang mencakup sekitar 60-65% dari total belanja anggaran. Sisanya digunakan untuk investasi pembangunan dan pembayaran pokok serta bunga. Tentu saja, jumlah tersebut tidak mencukupi, sehingga anggaran harus meminjam ratusan ribu miliar setiap tahun.

Bila menilik rangkaian angka penerimaan anggaran dan belanja rutin sejak tahun 2012 hingga sekarang, terlihat bahwa belanja rutin terus mengalami peningkatan. Tahun 2012 merupakan tahun pertama di mana penerimaan anggaran mencapai angka 1 kuadriliun VND.

Seiring dengan peningkatan pendapatan anggaran, belanja rutin juga meningkat, yang biasanya mencapai 58-65% dari total belanja anggaran. Dalam periode 10 tahun (2012-2022), pendapatan anggaran meningkat 1,75 kali lipat, dari VND 1,03 kuadriliun menjadi VND 1,82 kuadriliun.

Namun, belanja rutin juga meningkat 1,71 kali lipat, dari lebih dari VND 603 triliun menjadi VND 1,03 kuadriliun. Tahun 2020 menandai pertama kalinya belanja rutin meningkat hingga lebih dari VND 1 kuadriliun dan terus meningkat secara stabil setelahnya.

Hal ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan belanja rutin hampir proporsional dengan pertumbuhan pendapatan anggaran, sehingga memberikan tekanan yang besar terhadap anggaran negara. Tingginya belanja rutin mencerminkan skala besar dan biaya operasional aparatur administrasi dan organisasi sosial-politik.

Akibatnya, anggaran selalu defisit, artinya pengeluaran lebih besar daripada pendapatan. Setiap tahun, pemerintah harus meminjam ratusan ribu miliar VND untuk menutupi defisit anggaran negara dan memiliki dana untuk investasi dalam proyek-proyek. Pada tahun 2022 saja, total pinjaman anggaran negara mencapai 488.406 miliar VND.

Tingginya belanja rutin menyebabkan terbatasnya sumber daya untuk investasi pembangunan. Pada tahun 2022, jumlah yang dibelanjakan untuk investasi pembangunan jauh lebih rendah daripada jumlah yang dibelanjakan untuk belanja rutin, yaitu sebesar VND615.640 miliar. Belum lagi pembayaran bunga sebesar VND96.084 miliar; pembayaran pokok pada tahun 2022 juga mencapai hampir VND200.000 miliar.

Dengan demikian, tanpa langkah-langkah kuat untuk mereformasi dan merampingkan aparatur, sumber daya anggaran akan sulit digunakan secara efektif, sehingga sulit mencapai tujuan pembangunan sosial-ekonomi. Terutama ketika target pertumbuhan dua digit setiap tahun mendesak untuk menjadi negara berpenghasilan menengah-atas pada tahun 2030.