Pada tanggal 16 Januari, Pengadilan Distrik Pusat Seoul (Korea Selatan) menolak banding dari pengacara Presiden Yoon Suk Yeol dengan klaim bahwa surat perintah penangkapan terhadap pemimpin Korea Selatan tersebut tidak sah.
Keputusan Pengadilan Distrik Pusat Seoul muncul sehari setelah pengacara Yoon mengajukan gugatan yang meminta pengadilan untuk meninjau keabsahan surat perintah penangkapan. Para pengacara berargumen bahwa penerbitan surat perintah penangkapan oleh Pengadilan Distrik Barat Seoul tidak memiliki yurisdiksi dan bahwa kasus tersebut seharusnya ditangani oleh Pengadilan Distrik Pusat Seoul. Namun, keputusan pengadilan pada 16 Januari menolak argumen Yoon.
Pihak Yoon keberatan dengan penyelidikan yang dilakukan oleh Kantor Investigasi Korupsi Korea Selatan (CIO), dengan alasan bahwa lembaga tersebut tidak memiliki wewenang untuk menangani kasus yang melibatkan presiden. Namun, CIO mengatakan bahwa persetujuan pengadilan atas surat perintah penangkapan membuktikan bahwa mereka memiliki wewenang tersebut.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol muncul di kantor pusat CIO di kota Gwacheon pada tanggal 15 Januari.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol ditangkap pada 15 Januari, setelah para penyidik memasuki istana kepresidenan untuk kedua kalinya. Sebelum badan investigasi Korea Selatan meminta surat perintah penangkapan, Bapak Yoon dipanggil tiga kali tetapi tidak hadir.
Saat Pengadilan Distrik Pusat Seoul mempertimbangkan banding tersebut, masa penahanan 48 jam untuk Tuan Yoon ditunda dari sekitar pukul 14.00 pada tanggal 16 Januari (waktu setempat) saat para penyidik menyerahkan dokumen ke pengadilan. Penundaan tersebut berlangsung hingga pengadilan mengembalikan kasus tersebut ke badan investigasi. Pada hari kedua pemeriksaan (16 Januari), pengacara mengatakan bahwa Presiden Yoon tidak hadir karena masalah kesehatan, dan ia menjelaskan posisinya dengan jelas pada tanggal 15 Januari.
Dalam perkembangan lain pada 16 Januari, Mahkamah Konstitusi Korea Selatan mengadakan sidang kedua atas pemakzulan Yoon Suk Yeol oleh Majelis Nasional Korea Selatan, terkait dengan keputusan untuk memberlakukan darurat militer pada Desember 2024.
Selama persidangan, pengadilan memilih beberapa tokoh yang diyakini terlibat dalam insiden darurat militer sebagai saksi dalam persidangan pemakzulan Yoon. Di antara mereka yang dipilih adalah mantan Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun, Inspektur Jenderal Badan Kepolisian Nasional Korea Cho Ji-ho, mantan Wakil Direktur Badan Intelijen Nasional (NIS) Hong Jang-won, dan beberapa pejabat senior militer Korea Selatan.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/toa-an-han-quoc-bac-don-khang-cao-lenh-bat-ong-yoon-185250116215057662.htm
Komentar (0)